Lihat ke Halaman Asli

Retno Marwoto

Staf pengajar pada PTN

Multinutrien Blok sebagai Pakan Pelengkap untuk Kambing/Domba

Diperbarui: 21 April 2022   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak kambing lepas sapih sangat menyukai multinutrien blok. Dokpri

Memelihara kambing ternak adalah usaha yang gampang-gampang susah. Aspek penting yang perlu diperhatikan adalah manajemen pakan selain manajemen indukan dan perkandangan. Karena pakan meliputi 60 % dari keseluruhan biaya produksi. 

Meskipun demikian untuk mengusahakan kambing ternak tidak harus dimulai dengan modal yang sangat besar. Melalui modal yang kecil, ternak kambing dapat dimulai dan tetap akan menghasilkan keuntungan karena perkembangbiakannya yang relative cepat.  

 Sayangnya peternak kambing di Indonesia pada umumnya masih menggunakan sistem pemeliharaan secara tradisional dimana rumput/pakan hijauan diambil dari lingkungan sekitar dan langsung diberikan pada ternak.

Rumput yang diambil untuk ternak dapat menjadi perantara penularan cacing akibat adanya larva cacing. Walaupun penyakit cacingan tidak langsung menyebabkan kematian, akan tetapi kerugian ekonomi yang ditimbulkan cukup besar. 

Penyusupan organisme parasit terutama cacing ke dalam tubuh ternak hingga berkembang biak (infestasi) dalam jumlah banyak seringkali menyebabkan peternak rugi karena menekan produktivitas, antara lain berupa penurunan berat badan, penurunan produksi susu pada ternak perah serta peningkatan angka afkir organ tubuh ternak seperti daging, kulit, dan jeroan. 

Selain itu, infestasi cacing dalam jumlah banyak dapat menurunkan tingkat kekebalan tubuh ternak (Kustantinah et al., 2008). Hal ini memudahkan infeksi berbagai macam penyakit lainnya.

Aktivitas endoparasit menyebabkan produksi sel darah merah menurun yang diikuti dengan penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit. Adanya endoparasit menyebabkan penurunan bobot badan dan anemia pada ternak. Infeksi endoparasit pada tubuh ternak akan direspon dengan bertambahnya jumlah leukosit sebagai upaya pertahanan diri (Ulfah, 2017).

Nematoda merupakan jenis cacing yang banyak ditemukan menginfeksi ternak ruminansia termasuk kambing dan domba (Pujaningsih et al., 2018). Penanganan cacingan pada ternak dapat dilakukan dengan pemberian obat cacing, namun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa obat cacing kimia dapat menyebabkan resistensi terhadap jenis cacing tertentu. 

Alternatif yang dapat digunakan untuk menggantikan obat cacing adalah dengan memberikan obat cacing herbal.

Daun pepaya mengandung senyawa alkaloid, tanin, saponin dan flavonoid yang memiliki aktivitas anthelmintik sehingga dapat dijadikan sebagai anthelmintik (Mahatriny et al., 2014). Penggunaannya di bidang peternakan sebagai anti parasit belum banyak dimanfaatkan.  

Pemberian daun pepaya sebagai herbal anthelmintik dapat dikombinasikan dengan suplemen pakan untuk menunjang produktivitas ternak (Pujaningsih et al., 2020).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline