Sobat Kompasiana, sebentar lagi akan diselenggarakan pesta demokrasi Pemilu 2024. Ibun Enok kembali mengenang bagaimana pengalaman berpartisipasi memilih di negeri orang, tepatnya di Jepang pada Pemilu periode tahun 2014.
Saat itu, Ibun Enok sedang tugas belajar pasca sarjana. Pemilu di negara lain biasanya dilaksanakan lebih awal daripada pelaksanaan di tanah air.
Memilih di negeri orang memang tidak semudah yang dibayangkan di tanah air yang tinggal membawa undangan dan datang ke TPS terdekat.
Tantangan yang dihadapi dalam proses pemilu di luar negeri agak ribet. Untuk menjadi pemilih di negara lain kita harus mendaftar dulu secara online dan memberikan data yang harus benar.
Hal ini dikarenakan jika data salah maka surat suara yang dikirim pos bisa tidak sampai dan tidak bisa memilih.
Jarak pun tidak menjadi penghalang bagi kami sebagai mahasiswa perantau waktu itu yang jauh dari tanah air untuk menggunakan hak pilih dalam Pemilu.
Apalagi, saat itu musim dingin dan Ibun Enok tinggal di prefecture Kusatsu, Shiga dan mendapatkan undangan dari PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) untuk memilih di Osaka yang berjarak 72,4 Km atau sekitar 1 jam perjalanan apabila ditempuh dengan KRL JR.
Sebenarnya surat suara waktu itu sudah dikirim sebelumnya ke tempat tinggal dan bisa dikirim kembali via pos.
Namun, karena ada undangan memilih dan rasa penasaran kami bagaimana rasanya memilih di negara lain, maka Ibun Enok beramai-ramai bersama teman-teman rela datang ke TPS bertempat di KJRI Osaka untuk mencoblos, meskipun dengan biaya sendiri.