Lihat ke Halaman Asli

Berwisata Agro ke Kebun Hidroponik Melon Jepang

Diperbarui: 5 September 2023   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebun Hidroponik Melon (Sumber : koleksi pribadi)

Sobat Kompasiana, siapa yang tak kenal melon, buah bercita rasa manis dan segar. Ketika akan diajak berwisata agro ke kebun hidroponik melon Jepang, Ibun Enok pun penasaran. Nah, pada tulisan ini Ibun Enok akan berbagi cerita tentang agrowisata kebun melon Jepang yang ada di Yogyakarta.

Kenapa kunjungan ke agrowisata kebun melon ini menarik? Karena buah yang ditanam di kebun hidroponik bernama "Indigen Farm" ini adalah salah satu buah varietas unggul dari Jepang, yaitu Japanese Earls Musk Melon. Konon kabarnya melon yang di negara asalnya disebut rajanya melon banyak dibudidayakan di prefecture Kumamoto (momobud.sg). Japanese Earls Musk Melon memiliki ciri khas kulit melon yang terlihat tebal dilapisi seperti jaring-jaring. 

Melon jenis ini terkenal kaya rasa dan kualitasnya dalam tingkat kemanisan, aroma dan tekstur daging buahnya yang lembut. Tidak hanya itu melon ini juga kaya nutrisi dan mineral, yaitu vitamin C, E, K, A, kalsium dan zat besi.Selain itu juga memiliki manfaat kesehatan antara lain: melancarkan sistem pencernaan, meredakan konstipasi / sembelit, mengkontrol tekanan darah, kaya akan antioksidan, dan mengurangi resiko kanker. Sungguh paduan cita rasa yang sehat dan menyegarkan. 

Meskipun berkualitas tinggi dan harga mahal (harga per kg berkisar 40 ribu rupiah, kalau di Jepang berkisar 600 ribu rupiah), di Negeri Sakura sendiri mempunyai tradisi unik mengirimkan buah-buahan untuk sajian penutup, salah satunya dengan mengirimkan melon ini.

Japanese Earls Musk Melon (Sunber: koleksi pribadi)

Di kebun Indigen Farm yang beralamat di Selomartani Sleman ini Sobat Kompasiana tak hanya dapat melihat-lihat deretan tanaman melon dibudidayakan di dalam green house yang sangat diperhatikan tingkat nutrisi media dan lingkungan yang steril dari hama dan jamur. Pengunjung juga dapat memetik buah melon. Memetiknya pun tidak boleh sembarangan, karena hanya melon yang memenuhi syarat yang dapat dipetik, biasanya dengan sistem booking sebulan sebelumnya dan nanti akan diberitahu kapan saat yang tepat untuk memetik. Karena mengangkat konsep agrowisata edukasi, guide dari kebun Indigen Farm akan mendampingi berkeliling sambil menjelaskan tentang budidaya Japanese Earls Musk Melon ini dan cara memetiknya. Indigen Farm membudidayakan 3 jenis melon Jepang, yaitu melon berbentuk lonjong, melon bulat yang bertekstur crunchy, dan melon bulat yang bertekstur antara crunchy dan lembut.

Indigen Farm (Sumber: koleksi pribadi)

Green house tempat budidaya Japanese Earls Musk Melon (Sumber: koleksi pribadi)

Secara umum, melon yang siap untuk dipanen biasanya memiliki ciri-ciri daun di dekat buah agak menguning, berat minimal 1,5 kg, memiliki umur 45 hari setelah dipolinasi (dibantu penyerbukan bunga) dan memiliki tingkat kemanisan 13 (brix %) apabila diukur dengan alat cek tingkat kemanisan "refraktometer brix".  Pengunjung akan ditunjukkan cara mengukur tingkat kemanisan melon dengan alat tersebut.

Mengukur tingkat kemanisan melon dengan refraktometer brix (Sumber: koleksi pribadi)

Nah sobat kompasiana, agrowisata dapat menjadi alternatif pilihan menarik selain wisata lainnya. Apalagi kalau sambil mengajak anak-anak, dapat memberikan pengalaman berkesan dan bermanfaat. Ibun Enok pun pulang tak lupa dengan membawa buah tangan Japanese Earls Musk Melon. (enok)

Memetik Japanese Earls Musk Melon (Sumber: koleksi pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline