Lihat ke Halaman Asli

Perilaku Hidup Bersih : Antara Internalisasi Agama, Budaya dan Pola Asuh

Diperbarui: 30 Agustus 2023   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://www.netralnews.com/menanamkan-kesadaran-menjaga-kebersihan-lingkungan-pada-anak-anak-di-banjaragung/dS9HenNxdENtZm5sOFJXYVBWWU5DUT09

Sobat kompasiana, beberapa waktu yang lalu Ibun Enok melihat kondisi sepanjang jalan yang sangat kotor penuh sampah pasca suatu event kirab budaya di dekat tempat tinggal. Seringkali Ibun Enok menjadi merasa gemes apabila melihat tempat umum yang kotor penuh sampah, apalagi setelah ada suatu event yang mengusung tema budaya. Nampaknya, masyarakat kita belum cukup sadar kalau kebersihan itu juga merupakan bagian dari budaya dari peradaban manusia, salah satunya budaya menjaga kebersihan lingkungan salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya. Perilaku hidup bersih yang dibiasakan dan diinternalisasi sejak kecil akan lama-lama mengakar menjadi sebuah budaya yang menjadi cerminan diri dan masyarakat itu sendiri.

Semua agama pun pasti mengajarkan untuk cinta kebersihan, seperti halnya pada agama Islam ada sebuah Hadits  Riwayat Muslim tentang kebersihan. Mengutip dari dari Kitab Ihya' Ulumiddin karya Imam Al Ghazali, Nabi SAW menjadikan kebersihan separuh dari keimanan (https://www.merdeka.com/sumut/6-bacaan-hadist-kebersihan-lengkap-beserta-latin-dan-artinya-kln.html) . Beliau bersabda,


الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ

Artinya: "Kesucian itu adalah setengah dari iman." (HR Muslim).

Kebersihan dalam ajaran muslim dapat menjadi konsekuensi keimanan kepada Sang Pencipta. Bagaimana seseorang akan mendekatkan kepada Allah SWT, syaratnya salah satunya adalah membersihkan diri dengan bersuci.

Perilaku hidup bersih tidak dapat dibentuk secara instan, melainkan harus dibentuk dari lingkungan sekitar, baik melalui sekolah, masyarakat maupun lingkungan keluarga yaitu pola asuh orang tua. Orang tua yang mendidik anaknya untuk berperilaku hidup bersih sejak kecil maka pada masa dewasanya dari perilaku ini lama-lama secara otomatis akan menjadi suatu habit atau kebiasaannya menjaga kebersihan dalam hidup bermasyarakat. Tentunya lingkungan sekolah juga berperan tak kalah penting untuk menguatkan perilaku hidup bersih ini, misalnya dengan kegiatan budaya jumat bersih, kerja bakti, pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan dengan sabun, tidak jajan sembarangan atau mengkonsumsi makanan sehat, menjaga kebersihan toilet, dan semacamnya.

Lingkungan sekitar pun turut menguatkan perilaku hidup bersih ini dengan penyediaan sarana prasarana kebersihan yang memadai. Sebagai contoh pada kasus sampah pasca event yang menjadi pembahasan, sebenarnya tidak bisa serta merta menyalahkan masyarakat yang dianggap tidak menjaga kebersihan jalan, namun seharusnya panitia event juga memikirkan dampak pasca event. Tidak boleh menggantungkan kebersihan pada dinas kebersihan. 

Berkaca pada budaya kebersihan orang Jepang, dari pengamatan Ibun Enok selama di Jepang, setiap ada event selain tempat sampah permanen, selalu disediakan kantong-kantong sampah besar sementara. Kalau pun tidak ada, setiap orang harus membawa sampahnya dulu sampai ketemu tempat sampah. Warganya pun karena mempunyai kesadaran tinggi akan kebersihan dan sudah menjadi budaya, dengan rela akan memungut sampah yang ditemuinya. Tak heran bila kita pernah mendengar berita supporter Jepang yang memunguti sampah pasca pertandingan. Hal yang unik tentang kebersihan di Jepang, setiap warga diberikan kantong sampah sesuai macamnya dan pembuangannya pun harus di sentra-sentra pembuangan di setiap distrik dan  mengikuti jadwal yang sudah ditentukan. Bila tidak, tidak akan diambil oleh truk sampah. Bahkan hewan peliharaan pun ada rambu-rambu tidak boleh membuang kotoran di sepanjang jalan, pemiliknya harus bertanggung jawab dalam hal ini. Tak heran lingkungan di Jepang pun sangat bersih.

Nah, sobat kompasiana, kita tak boleh kalah dengan warga negara maju. Sebagai masyarakat yang berbudaya dan beragama, marilah kita senantiasa menjaga kebersihan, dimulai dari diri sendiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline