Sebagai seorang mahasiswa Administrasi Negara gaya kepemimpinan bukan hal yang asing lagi didengar. Gaya kepemimpinan selama ini diteorikan lebih mengarah bagaimana para pemimpin mampu memepengaruhi para pengikut agar depan sukarela atau mau melakukan berbagai tindakan bersama yang di perintahkan oleh pemimpin tanpa merasa bahwa dirinya di tekan dalam rangka mencapai tujuan organisai.
Peran seorang pemimpin dalam memengaruhi bawahannya sangatlah penting bagi kemajuan organisasi. Gaya atau dikenal juga dengan style adalah mode seseorang yang selalu terlihat dan menjadi ciri khas orang tersebut. Stoner (1996:165) menjelaskan bahwa gaya kepimpinan merupakan pola tingkah laku yang disenangi oleh pemimpin dalam memengaruhi pekerja.
Selain itu menurut Davis dan Newstrom (1995) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu.
Berikut macam-macam gaya kepemimpinan:
- Gaya Otokratis, gaya ini sering dikenal dengan gaya kepimpinan tukang cerita. Biasanya pemimpin yang menggunakan gaya otokratis cenderung merasa bahwa mereka mengetahui apa yang mereka inginkan.
- Gaya Demokratik, atau dikenal dengan gaya partisipatif. Gaya ini menganggap bahwa anggota organisasi memilih secara pribadi dalam proses pengambilan keputusan akan memiliki peluang lebih besar dalam membentuk komitmen agar tercapai tujuan organsasi.
- Gaya Laissez Faire, atau sering dikenal dengan kendali bebas. Gaya ini bukan berarti tidak adanya pimpinan. Gaya ini menjelaskan tentang apabila diberikan suatu tugas pada suatu kelompok yang mana mereka menentukan dan menggunakan cara-cara sendiri agar tercapai tujuan dalam mencapai sasaran dan kebijakan yang telah ditentukan.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkam bahwa macam-macam gaya kepemimpinan ada tiga yaitu gaya otokratis, demokratik, dan laissez faire.
