Lihat ke Halaman Asli

Retno Asih

Retno Asih

Makanya, Kalau Maghrib-maghrib tuh Jangan Kelayapan!

Diperbarui: 17 Juni 2024   03:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

istock-photo.com

Sore itu, kami hendak berkeliling menggunakan sepeda motor. Panggil saja aku isna dan adekku sani. Bersama kakak sepupu kami, mbak linda dan nita.

Hari itu budhe membeli 2 sepeda motor baru, untuk diberikan kepada mbak linda dan nita. Jadi mbak linda mengajakku dan sani berkeliling untuk mereyen sepeda motornya. Aku berboncengan dengan mbak linda, dan sani berboncengan dengan nita.

Kami mulai berkeliling setelah sholat ashar, kesana kemari tak tentu arah saking senengnya menaiki sepeda motor baru.

"mau kemana lagi ini, na?" tanya mbak linda padaku.

"terserah mbak wae wis, aku ngikut aja." Jawabku.

Akhirnya makin sore makin kesana kemari tak tentu arah. Tak terasa perut pun mulai lapar, akhirnya kami jajan bakso terlebih dahulu untuk mengisi perut. Tapi ternyata waktu sudah sore, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 6 sore. Kami bergegas untuk pulang takut dimarahi orang tua kami.

Karena kami sudah melaju cukup jauh, jadi untuk sampai rumah pun memakan waktu yang cukup lama. Tak lama kemudian, adzan maghrib satu persatu mulai berkumandang, mbak linda melajukan sepeda motornya lebih cepat, disusul nita dan sani di belakang.

"grek.."

Tak ada hujan, tak ada angin, tiba-tiba sepeda motor mbak linda berhenti, macet, gamau jalan.

Mbak linda menoleh kebelakang, terlihat nita dan sani yang menuntun sepeda motornya,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline