Lihat ke Halaman Asli

Coaching untuk Supervisi Akademik Modul 2.3 CGP Angkatan 11 Kab. Cirebon

Diperbarui: 27 September 2024   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamu'alaikum wr.wb...

Salam Guru Penggerak Salam Bahagia untuk guru diseluruh Indonesia.

Saya Retno Purnamasari,S.Pd., Calon Guru Penggerak Angkatan 11 Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Dalam kesempatan kali ini Saya akan membuat refleksi Dwi mingguan pada Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik. Seperti biasa Saya akan merefleksikan modul ini dengan menggunakan model refleksi 4F/4P. Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan penerapan saya terhadap modul 2.3 ini, dalam hal ini yang pertama yang akan saya bahas ilah pada:

1. Facts/Peristiwa:

Modul 2.3 dimulai tanggal 18 September 2024, dalam hal ini  coaching untuk supervisi akademik memberikan wawasan dan keterampilan baru yang sangat bermanfaat bagi pengembangan profesional saya sebagai seorang guru penggerak. Meskipun masih ada tantangan dalam implementasinya, saya merasa optimis bahwa dengan komitmen dan kolaborasi, coaching dapat membawa perubahan positif bagi saya.

Seperti biasanya, kegiatan pada Modul 2.3 diawali dengan membuka tugas pada LMS yaitu dimulai dari diri di tanggal 18-24 September 2024. Alur mulai dari diri diawali dengan menjawab lima pertanyaan reflektif mengenai kegiatan observasi atau supervisi yang pernah dilaksanakan. Selanjutnya beberapa kegiatannya antara lain: eksplorasi konsep dasar coaching dalam supervisi akademik secara mandiri dan berkelompok, Forum diskusi teknik coaching, active listening dan powerful questioning. Pada tanggal 25 September kita melakukan simulasi coaching sebelum melakukan kegiatan coaching yang sebenarnya dalam rukol.Pada Praktik simulasi coaching dibagi dalam kelompok kecil.

2. Feelings (Perasaan):

Saya merasa sangat tegang awalnya karena pada kesempatan praktek coaching ini ibu fasilitator menyuruh kita untuk memilih partner sendiri. Yang biasanya setiap kegiatan kolaborasi kelompok ibu Fasilitator yang menentukan, adnya kehawatiran partner yang saya pilih merasa tidak cocok dengan saya atau sebaliknya. Namun, pada ahirnya diantara kita berdua memiliki kefrekuensian yang sama yaitu sama-sama belajar, saling mengarahkan dan membimbing sampai ahirnya tugas ruang kolaborasi terselesaikan dengan baik. Saya juga merasa antusias dan penuh semangat untuk mempelajari konsep coaching yang baru diperkenalkan. Ada rasa percaya diri yang meningkat ketika saya melihat bahwa teknik ini dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah. Selain itu, ada juga rasa ingin tahu yang besar untuk menggali lebih dalam tentang strategi coaching yang lebih efektif.

Saya merasa semakin percaya diri dalam menerapkan teknik coaching yang telah dipelajari. Ada rasa puas ketika melihat dampak positif dari sesi coaching pada rekan guru. Namun, saya juga merasa sedikit cemas tentang tantangan yang mungkin dihadapi saat mengimplementasikan coaching di seluruh sekolah.

3. Findings (Pembelajaran):

Saya menemukan bahwa teknik mendengarkan aktif dan bertanya yang efektif memberikan wawasan baru tentang cara mendukung rekan guru dalam meningkatkan praktik mengajar mereka. Simulasi dalam kelompok sangat membantu dalam memahami pentingnya membangun hubungan yang saling percaya dan memberikan umpan balik yang konstruktif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline