Lihat ke Halaman Asli

Retno Wijayanti

Mahasiswi Program Spesialis Gizi Klinik FKUI

Mencegah Stroke di Usia Muda, Penyebab Kecelakaan Pajero

Diperbarui: 16 Juni 2022   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dr. Retno Wijayanti
dr. Diyah  Eka Andayani, M. Gizi, Sp. GK
Departemen Ilmu Gizi Klinik, FKUI/RSCM

Pada hari Rabu (25/05/22) pukul 19.30, Jakarta terkejut dengan adanya tabrakan maut di dekat Menara Saidah, Pancoran. Kecelakaan ini melibatkan sebuah mobil Pajero yang menabrak 7 motor serta taksi, dan mengakibatkan 2 orang meninggal dunia di tempat. Hasil pemeriksaan polisi menyebutkan bahwa pengemudi berusia 23 tahun, dan sedang mengalami serangan stroke sehingga kehilangan kendali. (sumber: kompas.com)

Stroke ??? Usia Muda? Bisakah terjadi?

Menurut WHO, stroke merupakan keadaan dimana terdapat tanda klinis yang berkembang cepat menjadi gangguan persyarafan setempat dan menyeluruh, memberat dan berlangsung 24 jam atau lebih, serta dapat menimbulkan kematian. Penyebab stroke adalah gangguan pada pembuluh darah otak. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2018 menunjukkan bahwa angka diagnosis stroke pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun adalah 10,85%.

Risiko terkena stroke akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Namun jangan salah, tidak menutup kemungkinan penyakit ini juga menyerang usia muda, terlebih apabila gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat menjadi kebiasaan yang rutin dikerjakan. Karena itu, kita perlu mengetahui faktor risiko apa saja yang menjadi penyebab stroke, sehingga dapat terhindar dari penyakit ini. Berdasarkan data dari penelitian, terdapat beberapa faktor risiko stroke yang dapat dicegah.

Kontrol Tekanan Darah dan Penyakit Jantung
Tekanan darah tinggi menjadi faktor risiko utama terjadinya stroke. Pemeriksaan tekanan darah cukup mudah, murah dan tidak menyakitkan. Karena itu, sebaiknya dilakukan secara rutin, terutama pada orang dengan risiko tinggi sehingga membantu mencegah kejadian stroke secara tiba--tiba. Apabila anda menderita tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, berobatlah ke dokter secara teratur.

images-3-62aab699bb4486221758b662.jpeg

Olahraga Ringan 5 Kali/Minggu, Minimal 30 Menit
Olahraga secara teratur sangat penting untuk menjaga kelancaran peredaran darah dan fungsi organ--organ dalam tubuh. Meskipun hanya 30 menit per sesi dan 5 kali dalam seminggu, pada kenyataannya olahraga masih belum menjadi bagian dari aktivitas rutin sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal, sudah banyak fasilitas umum yang menyediakan ruang terbuka untuk berolahraga, pun dengan banyaknya video olahraga di media sosial.

Pola Makan yang Sehat dan Seimbang
Pola makan yang baik akan membantu mencegah tubuh terkena penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan peningkatan kadar kolesterol darah. Sayangnya, di Indonesia masih populer makanan dengan nutrisi yang tidak seimbang seperti gorengan, snack dengan kadar garam atau gula tinggi, serta rendah serat. Padahal, asupan serat dari sayur dan buah--buahan penting untuk menjaga kelancaran pencernaan dan juga sebagai sumber vitamin dan mineral. Mulai sekarang, pilihlah makanan yang sehat, dan konsumsilah secara cukup dan tidak berlebihan. Gunakan pedoman Isi Piringku dari Kemenkes untuk memudahkan pengaturan porsi.

Isi Piringku Sekali Makan. (Sumber: Kemenkes RI)

Kontrol Kolesterol Darah
Kadar kolesterol darah yang tinggi menjadi faktor risiko berbagai penyakit tidak menular, termasuk stroke dan penyakit jantung. Jagalah asupan makanan anda dengan menghindari sumber lemak jenuh seperti jeroan dan gorengan, serta mulailah mengonsumsi sumber minyak tak jenuh yang lebih sehat untuk tubuh.
 
Sumber lemak tak jenuh antara lain minyak zaitun, biji bunga matahari (kuaci), ikan laut dan kacang- kacangan. Jangan lupa untuk memeriksa kadar kolesterol tubuh anda secara berkala.

Menjaga Berat Badan Agar Tetap Seimbang

Berat badan yang tidak ideal dapat menjadi sumber penyakit bagi tubuh. Indonesia menduduki peringkat 4 di Asia Tenggara, dan peringkat 10 di dunia untuk jumlah penderita obesitas. Terdapat beberapa penyebab berat badan sulit turun, yaitu asupan kalori yang berlebihan dan tidak seimbang, kurang istirahat, serta kurang aktivitas fisik. Mengukur berat badan juga sebaiknya dilakukan secara teratur agar peningkatan berat badan cepat terdeteksi dan dapat ditangani.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline