ketika menulis tentang malam, sebenarnya aku menulis tentang pemerkosaan lalu aku bercerita tentang bulan. dengan cepat aku tenggelam atau... sebenarnya aku sedang menulis hatiku dengan mencincangnya kecil-kecil ketika itu, sel-sel terkecil bermain di urat nadi lantas... kuduplikatkan otakku sebanyak mungkin sebanyak tahun yang kuludahi dalam hati. Ketika aku menulis tentang sungai, aku memimpikan perahu panjang sepanjang jejak-jejak kaki melangkah aku ingin mengunci tanganku agar tidak terseret arus aku mau berdayung ke tempat tiada akhir, bukan malam tak berujung aku ingin pecah! aku ingin pecah! aku ingin meretakkan isi kepala lalu menghidangkannya pada nampan aku orang sudah begini; mau menjahit angin dari udara yang kosong menjadi panas yang membakarku, kemudian dingin menggigilkanku hingga jidatku berputar seperti metro mini kemudian aku berpikir tentang kerinduan yang memeluk pohon tumbang di antara kabut, di pinggir sungai, di rawa-rawa, pada ranting patah jauh, sangat jauh kerinduan yang jauh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H