Bukak sithik joss... siapa yang masih ingat frasa ini? Pada zamannya penggalan lagu ini sangat terkenal. Mulai dari anak kecil hingga dewasa fasih mengatakan "bukak sithik joss".
Memang saat itu lagu buka sithik joss sedang booming-boomingnya, dan di saat yang sama keberanian saya untuk mulai menulis sudah terkumpul. Lalu jadilah sebuah artikel dengan judul "Bukak Tithik Jozz" yang menjadi tulisan perdana saya di Kompasiana.
Sengaja saya menggunakan kata "tithik" alih-alih "sithik" karena memang di daerah asal saya lebih mengenal kata "sithik" dibandingkan dengan kata "tithik', selain itu juga agar tidak mirip plek-ketiplek dengan aslinya.
Tak terasa artikel tersebut kini sudah berusia 10 tahun. Kala itu bukan hal yang mudah untuk berani menerbitkan satu artikel di Kompasiana, karena pada dasarnya saya ini pemalu dan tidak percaya diri #ehm. Tapi tampaknya kini sudah terkikis habis ya.
Saat itu saya butuh waktu lama untuk mulai menulis, setelah menulis pun masih berpikir panjang apakah artikelnya akan di publis atau tidak. Antara malu, takut di hina dan tidak percaya diri campur jadi satu. Untunglah saya memilih untuk mem-publis artikelnya.
Maklum saja, semenjak menikah tahun 2006 saya sama sekali tidak bersinggungan dengan buku (kecuali buku tentang kehamilan, sedikit tentang parenting dan nama-nama bayi. :))
Kegiatan saya pun hanya berkutat antara sumur, dapur, dan kasur, karena mengasuh tiga anak dengan usia yang berdekatan itu sangat menguras waktu dan tenaga.
Di tengah-tengah kelelahan yang saya rasakan, mulai timbul pemikiran, "Masa saya akan begini terus sampai anak-anak besar nanti?" Terasa ada kekosongan namun tidak tahu harus berbuat apa.
Untuk mengisi waktu luang, terkadang saya membuka media sosial, tapi tetap saja ada yang kurang. Rasanya membuka sosmed isinya juga cuma begitu-begitu saja, dan mulai timbul kebosanan.
Sampai akhirnya saya kenal dengan Fiksiana Community. Dari sinilah saya mulai mengenal teman-teman Kompasianer lalu saya pun membuat akun Kompasiana.