Lihat ke Halaman Asli

Cerdas Finansial dalam Bisnis dan Keluarga bersama LPS

Diperbarui: 4 September 2017   01:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sekian lama menjadi Kompasianer, Alhamdulillah akhirnya ada kesempatan untuk mengikuti kegiatan Nangkring di Kota Malang. Kabarnya dua tahun lalu juga pernah diadakan kegiatan serupa, tapi saat itu saya baru sebatas kompasianer elektronik alias belum pernah mengikuti kegiatan offline.

Acara nangkring kali ini sayang sekali kalau dilewatkan. Karena temanya menarik sekali. Kekinian lah kalau anak-anak muda bilang. Temanya yaitu "Pentingnya Mengelola Keuangan dalam Industri Kreatif" dimana dalam acara ini ditekankan pada industry kreatif digital.

Nah Pembaca sudah tahu kan industry Kreatif digital itu yang seperti apa? Industri kreatif digital adalah industry yang menggabungkan unsur digital dan unsur kreatif dalam produk dan jasanya seperti animasi, desain dan film.

Seperti halnya industry yang lainnya, dalam pengelolaan industry kreatif digital ini juga perlu kecermatan dalam pengelolaan keuangan. Tak salah kiranya kalau Kompasiana yang bekerja sama dengan Lembaga Penjamin Simpanan dalam acara nangkring ini mengundang mbak Diah Purana dan Bapak Farid Azhar Nasution yang merupakan Direktur Perbendaharaan LPS sebagai narasumber. Dan yang bertindak sebagai moderator dalam acara ini adalah Mas Nurul dari Kompasiana.              


Diah Purana adalah pemilik dari Aremafood dan Kanefood. Aremafood.com adalah toko online penyedia jajanan khas buatan Arek Malang. Sedangkan KaneFood adalah Brand yang dimiliki oleh mbak Diah, salah satu produknya adalah Kane-Kane yaitu berbagai macam keripik khas Malang.

Berawal dari keinginan untuk memiliki toko online, akhirnya pada tahun 2010 berdirilah AremaFood. Yang kemudian setahun berikutnya sudah memiliki pegawai. Karena berupa toko online, maka modal awal berawal dari tabungan dan jaringan internet.

Ada tips dari mbak Dyah yang bisa diterapkan oleh semua para pelaku bisnis online. Beberapa diantaranya mengenai manajemen keuangan. Tips tersebut antara lain :

  • Sedini mungkin memisahkan rekening pribadi dan usaha. Karena apabila sudah tercampur maka arah uang sulit dilacak. Dan untuk memisahkan kembali antara keuangan keluarga dan bisnis itu tidak mudah karena tidak serta merta terjadi, harus melalui proses dan menjadikannya habit. Dengan membedakan antara rekening usaha dan pribadi maka akan mempermudah dalam pengaturan keuangan.
  • Manfaatkan Mobile banking atau internet banking. Aplikasi ini sangat membantu, karena sebagai pedagang online harus bisa sewaktu-waktu mengecek uang yang masuk maupun keluar. Dan Teknologi internet perbankan lah solusinya.
  • Menjaga jaringan. Menjaga jaringan sama saja artinya menjaga kepercayaan masyarakat. Dengan demikian akan membentuk branding yang baik dimata konsumen. Selain itu menjaga jaringan juga memberikan efek meningkatnya hasil penjualan. Menjaga jaringan ini selain pelanggan lama juga calon pelanggan baru. Salah satu caranya adalah dengan menjadi anggota marketplace.
  • Menjaga semangat untuk tetap berbisnis dengan bergabung di komunitas. Dua komunitas yang diikuti mbak Dyah diantaranya adalah Tangan Di Atas dan Yuk Bisnis.
  • Mengangkat pegawai dari anak-anak muda baik mahasiswa maupun fresh graduate. Karena anak muda lebih melek teknologi dan berpikiran out of the box sehingga dapat melahirkan ide-ide segar. Kelemahan memiliki pegawai anak-anak muda adalah mereka kurang loyal pada perusahaan, karena mereka cenderung berburu pengalaman kerja. Salah satu trik dalam menghadapi geng Milenial seperti itu adalah dengan member mereka tantangan untuk menyelesaikan proyek-proyek tertentu.

Itulah beberapa tips yang disampaikan oleh mbak Diah purana selaku pemilik AremaFood. Berkat kegigihan beliau bersama suami, kini AremaFood tidak hanya menjual makanan khas Malang saja bahkan makanan yang berasal dari seluruh nusantara. Salut...

lps-idic-59ac3d2f13ed2c12ec7dde42.jpg

Acara berjalan dengan serius namun santai, sesekali diselingi dengan guyonan-guyonan yang dilempar oleh Mas Nurul. Kemudian acara dilanjutkan dengan mendengarkan pemaparan dari Pak Farid. Menurut Bapak Farid Azhar Nasution, LPS atau Lembaga Penjamin Simpanan lahir karena adanya krisis moneter 1998 dimana saat banyak bank dilikuidasi, mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank menurun. Masyarakat takut untuk menabung di bank. Mereka takut jika terjadi apa-apa dengan bank tempat mereka menabung maka uang mereka akan hilang.

Berdasarkan amanat UU N0.10 tahun 1998 maka pada 24 September 2004, Lembaga Penjamin Simpanan resmi berdiri. Lembaga penjamin simpanan ini berfungsi untuk menjamin simpanan nasabah di bank dan juga menjaga stabilitas system perbankan sesuai dengan kewenangannya.

Setiap bank yang ada di Indonesia, wajib menjadi anggota LPS. Baik itu bank pemerintah atau swasta, BPR, atau bahkan bank asing yang berada di Indonesia. Begitu juga dengan bank Syariah juga wajib menjadi anggota LPS. Para nasabah tidak usah khawatir karena nasabah tidak dikenakan biaya yang berhubungan LPS, karena semua ditanggung oleh Bank.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline