Lihat ke Halaman Asli

Cegah Perundungan dengan Saling Menghargai

Diperbarui: 1 Mei 2024   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

REFO Indonesia

 Sebagian dari kita mungkin tahu bahwa dunia pendidikan kita agak berubah. Tidak saja agak berubah, tapi juga berubah banyak. Perubahan itu tidak saja pada soal kurikulum, tapi juga gaya dan hubungan murid dengan guru, maupun murid dengan murid.

Jika ada dari kita yang merupakan generasi X dan milenial awal (yang lahir setelah 1970-1990), gaya hubungan guru dan murid bergeser apalagi hubungan antar murid dengan murid. Ada beberapa penyebab berubahnya relasi itu, antara lain karena masa yang berbeda dan kemajuan teknologi yang maju secara drastis.

Masa berbeda di sini adalah dengan bertambahnya tahun, generasi kita amat berbeda dengan generasi sebelumnya. Segala sesuatu menjadi lebih personal dan kebersamaan serasa makin jarang ditemukan. Dengan berbagai penyebab ini, perundungan dengan berbagai bentuk kerap terjadi.

Pada beberapa level pendidikan ini juga terjadi dengan berbagai bentuk. Semisal anak Sekolah Dasar di Banyuwangi, pernah diberitakan tewas gantung diri. Anak kelas 4 SD itu gantung diri karena sering diolok-olok teman-teman sekolahnya karena dia adalah seorang anak yatim. Seorang anak yatim kerap berhimpitan dengan kemiskinan dan kekurangan secara finansial.

Pernah juga diberitakan seorang siswi SMP melakukan tindakan bunuh diri karena dirinya tak memiliki handphone dan dirundung oleh teman-teman sekolahnya. Meski di SMP, siswa biasanya belum boleh memegang hp. Alasan bunuh diri mereka terkadang dengan alasan berat maupun dengan alasan remeh temah.

Meski sering terjadi perundungan dan mengakibatkan korban baik korban fisik sampai korban jiwa, sekolah biasanya melindungi pelaku perundungan dengan alasan seperti mereka bercanda dan dimasukkan hati maupun menyepelekan penyebab bunuh diri itu kemudian minta maaf.

Hal ini sudah terjadi beberapa kali dan sudah selayaknya jika sekolah dan pihak terkait mengevaluasi diri.  Pihak terkait dalam hal ini bisa keluarga maupun lingkungan rumah. Hal yang layak diupayakan adalah bagaimana tiga pihak itu bisa membatu membentuk pertemanan yang positif disekolah. Pertemanan atau hubungan positif ini bisa diartikan sebagai hubungan yang saling menghargai -menghargai apapun itu, baik status sosial yang berbeda, agama / keyakinan, dan perbedaan -perbedaan lainnya.

Dengan saling menghargai (toleran) dengan semua perbedaan, maka perundungan, minimal bisa dicegah. Lingkungan sekolah dan keluarga bisa mencegah perundungan sejak dini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline