Lihat ke Halaman Asli

Semua Agama Ajarkan Kedamaian

Diperbarui: 22 Januari 2021   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompastv

Meningkatnya penggunaan teknologi seperti smartphone, internet yang menunjang gaya hidup orang masa kini sebenarnya tidak sepenuhnya positif. Smartphone yang sebenarnya bertujuan baik yaitu sebagai alat untuk memperlancar hubungan (kerja atau pribadi) sering disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu.

Penyalahgunaan teknologi ini terutama pada konten-konten yang dikirim oleh satu orang ke orang lainnya dengan konten yang negative. Konten negative itu bisa menjurus kepada konten kekerasan, konten pornografi dan konten-konten yang menjurus ke penipuan. Konten seperti di atas cenderung bersifat negative dan merugikan orang.

Coba kita telaah konten yang bersifat kekerasan. Ini sering kita jumpai pada fiml-film laga yang memperlihatkan perilaku kekerasan yang tabu untuk diperlihatkan. Namun konten-konten seperti ini sering disukai oleh orang-orang yang punya pemahaman tersendiri soal kekerasan dan keyakinan yang dimilikinya.

Semisal orang yang memperdalam agama, sering dijumpai mereka menafsirkan secara salah soal musuh dalam kisah-kisah para nabi. Mereka sering memotong konteks sejarah dan lebih percaya teks yang terpotong untuk mendalami sejarah agama. Akibatnya penafsiran yang dimiliki olehnya menjadi sempit dan dangkal.

Mereka akan cenderung menganggap orang lain yang berbeda (seperti berbeda agama) sebagai pihak musuh yang harus mereka perangi seperti halnya pada saat Nabi Muhammad dan para sahabatnya hidup. Mereka tak segan melakukan kekerasan bahkan perang pada orang yang berbeda keyakinan atau kafir. Padahal jika ajaran Nabi Muhammad diterapkan pada masa sekarang dengan melibatkan konteks kondisi dan situasi sekarang, maka penafsiran salah tadi tidak berlaku.

Inilah sekarang yang sering diterapkan oleh orang-orang radikal pada pihak yang berbeda dengan mereka. Mereka menyamaratakan semua perbedaan dan kekafiran menjadi buta makna. Celakanya seringkali mereka memusuhi pemerintah yang sah dan aparat. Tak hanya berhenti sampai memusuhi, mereka bahkan menyerang bahkan merelakan dirinya mati untuk keyakinannya. Kita bisa melihat fenomena ini pada pengeboman Sarinah pada awal tahun 2016.

Para pelakunya tak lepas dari generasi muda dan mereka terpengaruh gerakan radikal sekaligus belajar meracik bom melalui internet. Di sinilah peran teknologi seperti smarthone etc menjadi sesuatu yang sangat merugikan kita semua.

Karena itu mungkin kita harus kembali mengingat apa makna ajaran agama itu sendiri. Kita bisa mencarinya juga melalui intenet dan menemukan situssitus agama moderat yang bisa kita pelajari. Agama apapun tidak akan mengajarkan kekerasan. Agama apapun itu akan selalu mengabarkan kedamaian dan kasih sayang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline