Pada masa-masa sekarang ini dimana pandemic Covid-19 tengah berlangsung dan banyak pembatasan dilakukan, seperti belajar dari rumah untuk para siswa, lalu bekerja dari rumah untuk karyawan; hal yang paling diperlukan orang agar senantiasa terhubung adalah alat komunikasi yaitu smartphone.
Dengan smartphone (dengan kuota yang cukup tentu saja) kita bisa mengikuti kelas online yang diberikan oleh guru, juga melakukan rapat-rapat yang diselenggarakan oleh kantor tempat kita berkerja. Ini memang membawa suasaha atau setidaknya pengalaman baru bagi kita yang sebelumnya selalu bekerja atau belajar secara konvensional.
Sehingga anak akan lebih seringlagi untuk memagang gawainya atau berkutat di belakang laptop. Kita sebagai orangtua tentu tidak bisa selema berjam-jam menunggu anak di belakang laptop atau mendampinginya memakai gawai selama proses jarak jauh dilakukan. ANak-anak selain melakukan interaksi ddengan para guru juga melakukan browsing untuk mencari informasi yang terkait, karena sebagaian besar pembelajaran jarak jauh , nyaris 70 % merupakan pemberian tugas oleh guru.
Karena banyaknya penelusuran atau browsing yang dilakukan oleh anak-anak kita, kemungkinan besar yang terjadi adalah penesuran informasi yang dilakukan bukan hanya soal pelajaran yang sedang dipelajari oleh mereka. Bisa saja mereka "bertemu" dengan hal-hal yang menarik perhatian mereka sehingga mereka melakukan penelusuran lebih jauh juga.
Bisa saja mereka bertemu dengan hobi baru semisal komunitas catur yang mereka sukai di internet. Bisa juga mereka bertemu dengan aneka informasi soal bunga dan tanaman. Mungkin juga mereka bertemu di internet dengan teman lama yang sudah pindah je luar negeri dalam waktu yang lama. Bisa saja mereka juga bertemu dengan ajaran radikalisme yang sering dikemas dengan narasi yang heroic soal membela agama. Semua kemungkinan bisa terjadi dan semua bisa 'berkembang' di dunia maya.
Seperti kita tahu bersama, ideology transnasional sekarang ini lebih mudah disiarkan melalui internet dan menyebarkannya di sana. Lebih banyak orang mengakses karena biasanya mereka memakai narasi-narasi sederhana seperti membuat bom, memberi ajaran radikalisme dan lain-lain. Sehinga mau tak mau kita harus waspada dengan hal-hal seperti itu.
Belajar jarak jauh, boleh dilakukan tetapi kita juga harus waspada terhadap penyebaran indeologi transnasional yang membahayakan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H