Lihat ke Halaman Asli

Pondok Pesantren, Esensi Perjuangan Agama dan Negara

Diperbarui: 5 Oktober 2019   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nu.or.id

Baru-baru ini kita melihat Undang-Undang Pondok Pesantren disahkan oleh Dewan Perwakilan (DPR) RI sebagai bagian dari Indonesia yang mengakui pendidikan berbasis agama sebagai pembelajaran yang patut diperhitungkan. Pengesahan UU ini adalah bentuk pengakuan bahwa pendidikan agama seperti yang diajarkan oleh  perintis penyebaran agama Islam di Indonesia yaitu walisongo  sangat penting.

Sekaligus juga bahwa kita diingatkan bahwa proses masuknya satu agama ke sebuah negara juga berbeda dengan negara lain. Begitu juga perkembangannya akan berbeda satu dengan yang lain. Dengan kata lain bahwa kondisi agama di satu negara dan negara lain juga berbeda.

Ini juga yang bisa menjelaskan kenapa walisongo mengajarkan agama melalui cara-cara yang mudah dipahami oleh orang lokal pada saat itu. Walisongo menerima beberapa hal yang sdah menjadi tradisi masyarakat jawa seperti tahlilan dan lain-lain yang memang berasal dari budaya jawa dan bukan dari agama itu sendiri.

Hal ini tentu berbeda dengan  Islam di negara lain semisal Suriah atau beberapa negara di jazirah Arab yang menekankan Islam dengan pendekatan yang berbeda lagi. Tentu di sana  tak ada budaya seperti Indonesia.

Walisongo menerapkan pendekatan moderat sehingga penduduk lokal yang waktu itu banyak menganut animisme dan  dinamisme atau Hindu dan Budha akan tertarik pada Islam dan memperdalamnya.  Islam masuk dan diterima tanpa ada paksaan dan kekerasan Cara ini dinamakan cara-cara moderat.

Pendekatan yang dilakukan oleh Walisongo itu kemudian diadaptasi oleh pendidikan islam dalam hal ini pondok pesantren adalah hal yang tepat. Pengajaran di pondok adalah pengajaran yang moderat dimana dia juga adaptif tanpa mengabaikan pendidikan pokok yang harus ditempuh. Sehingga layaklah Pondok pesantren disejajarkan dengan pendidikan formal lainnya.

Kita mungkin bisa lihat selama beberapa tahun terakhir ini orang lebih suka menyekolahkan anaknya di pondok pesantren daripada pendidikan regular. Ajaran mereka sama malah bisa dikatakan santri yang mengikuti pembelajaran di pondok pesantren selain belajar pelajaran regular,  juga pelajaran agama seperti kitab kuning yang menjadi hal utama dari pembelajaran pondok pesantren.

Jadi jika pernah menempuh pendidikan di pondok, banggalah. Karena di situ kita belajar dari esensi perjuangan bagi agama dan negara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline