Lihat ke Halaman Asli

Persiapkan Pembelajar

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menyiapkan Pembelajar

Mempersiapkan siswa untuk belajar adalah salah satu tugas guru. Pertama, guru sebelum memulai pembelajaran mengatakan pada siswa bahwa kalian bisa, kalian mampu dan kalian pasti bisa maju. Di dalam diri siswa akan tertanam rasa percaya diri akan adanya kemampuan yang ada pada dirinya. Sebagai guru tidak boleh memfonis anak didiknya bodoh atau memiliki gangguan emosional berat. Hal ini hanya akan menimbulkan masalah, siswa hanya akan merasa tidak punya penghargaan diri sehingga bisa saja memusnahkan semangatnya untuk belajar.

Siswa juga membutuhkan keamanan secara emosional yaitu penghargaan diri. Jadi, disini guru harus membantu siswa menemukan kemampuan terbaiknya dan apapun hasrat siswa guru sebaiknya mendukung selama hal itu dapat memberikan kesenangan dan tantangan yang menyehatkan. Siswa dalam menerima pembelajaran tidak boleh merasa takut.Selain itu, pesan-pesan yang positif dari keluarganya dapat memberikan perasaan yang memberdayakan, penghargaan batin dan kendali diri bagi pembelajar. Misalnya, kata-kata seperti kamu pasti bisa mendapatkan apa yang kamu impikan. Pengaruh sosial budayamisalnya anak-anak perempuan yang yang tidak didorong untuk sukses dalam bidang tertentu, tekanan dari teman yang dapat memberi semangat atau malah mengecilkan hati, ini menjadi tugas guru untuk mengurangi hal tersebut, guru bisa memberikan arahan bahwa tidak ada batas untuk belajar apapun untuk meraih sukses dan jadikan teman-teman sebagai semangat lihat sisi positifnya. Kemiskinan juga jangan menjadi penghalang dalam pembelajaran, manfaatkan sebaik mungkin yang ada.

Selain itu, faktor seperti nutrisi juga berpengaruh terhadap persiapan pembelajaran. Otak membutuhkan air murni setiap hari untuk pembelajaran yang optimal, air murni juga bisa menurunkan hormon stress. Menurut Judith Wartman Ph. D., (1986) asam amino dapat mempengaruhi pembelajaran. Kandungannya di dalam protein sangat penting bagi otak. Otak kita menggunakan tyrosine yang ditemukan dalam makanan berprotein tinggi seperti susu, daging, ikan, telur, dan tahu.

Glukosa sebagai sumber energi bagi sel-sel otak sehingga sarapan juga sangat penting bagi otak. Disamping itu, vitamin juga sangat berpengaruh karena dapat menguatkan memori menjadi lebih baik. Bila faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas sudah bisa dilaksanakan oleh guru dan siswa maka guru sudah berhasil dalam mempersiapkan siswanya. (KD 4)

Sumber:

Jensen, Eric. 2008. Brain-Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline