Masa pandemi yang panjang cukup membuat dampak bagi seluruh lapisan masyarakat. Tak terkecuali anak-anak kita penghuni kos-kosan yang tidak bisa pulang ke kampung halaman.
Mereka terkadang luput dari perhatian kita, padahal mereka sangat butuh kita sebagai keluarga terdekat di sekitar tempat kos.
Gerakan ngluwihi mbagei yang diinisiasi oleh warga kampung wirogunan kelurahan wirogunan lahir dari keprihatin warga terhadap anak kos di wilayah mereka yang luput dari berbagai macam bantuan. Mereka terdampak tetapi mereka luput dari data.
Dari keprihatinan itulah akhirnya muncul donasi swadaya masyarakat dengan gerakan ngluwihi memasak lebih dan mbagei membagi masakan kepada anak-anak kos yang tidak bisa pulang kampung.
Setiap hari ada sekitar 100 porsi yang mereka masak dan mereka bagikan kepada penghuni kos di wilayah kota jogja. Masyarakat memberikan donasi berupa uang, bahan masakan, bumbu dapur dan tenaga. Masakan dibuat oleh relawan masyarakat setempat dibantu anak-anak kos yang ada disekitar lokasi dapur.
Gerakan sederhana budaya jogja, saling berbagi, saling peduli. Gandeng gendong sebagai cirikhas kota jogja dan inilah salah satu implementasinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H