Lihat ke Halaman Asli

Retnaningtyas

bukan tentang menjadi apa tapi kita mampu berbuat apa

Sistem Ketahanan Pangan

Diperbarui: 6 April 2017   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pangan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Bagaimana tiap orang memenuhi kebutuhan pangannya menjadi salah satu dasar apakah ketahanan pangan dapat terwujud atau tidak. 

Di dalam Undang Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 dikatakan bahwa Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup,baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

Membangun ketahanan dan kemandirian pangan menjadi sangat penting, sebagai penegasan atas upaya penyediaan pangan yang dilakukan dengan mengembangkan sistem produksi pangan berbasis pada potensi, sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. 

Dalam rangka membangun ketahanan pangan khususnya di lingkungan perkotaan, maka kami mencoba membuat sistemnya yang kami beri nama Sistem Ketahanan Pangan. Sistem tersebut saya buat disesuaikan dengan kondisi yang ada diwilayah. 

Sistem Ketahanan Pangan tersebut sebagai berikut :

  1. Membangun system klaster dalam rangka pengembangan potensi wilayah, dengan potensi yang dimanfaatkan secara optimal maka dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, meningkatkan kesejahteraan dan akhirnya dengan ekonomi yang baik masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangannya.
  2. Membuat lumbung hidup melalui gerakan 1 rumah 5 tanaman berupa tanaman sayur, singkong, jagung, dll, sehingga masing-masing rumah tangga dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarganya serta memiliki alternative pangan lainnya.
  3. Mengurangi konsumsi beras, dalam satu keluarga kami himbau untuk mengurangi konsumsi beras 1 ons per hari dan diganti makanan lain pengganti beras yang apabila diasumsikan 1 kelurahan 3500 KK maka dalam satu hari kita mampu mengurangi 3500 ons beras dan apabila ini bisa diterapkan di seluruh wilayah, ketahanan pangan akan terwujud
  4. Mengenalkan makanan non beras sejak dini melalui keluarga, dimana setiap keluarga dihimbau untuk memasak masakan non beras minimal 1 kali dalam seminggu. Tujuannya selain dalam rangka ketahanan pangan, juga mengenalkan makanan non beras kepada anak-anak yang sekarang mulai tidak mengenal makanan tradisional. 
  5. Pengembangan UKM dan ekonomi kreatif sebagai lapangan pekerjaan bagi masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang ada.
  6. Melalui Celengan sedekah, celengan sedekah adalah gerakan kemanusiaan yang dilakukan dengan cara membagi celengan kepada keluarga yang mampu, setelah 1 atau 2 bulan maka celengan yang dibagi tadi akan dikumpulkan yang selanjutnya akan disalurkan pada keluarga-keluarga yang kurang mampu.

Inilah system ketahanan pangan yang kami buat berdasar potensi yang ada ditempat kami Kelurahan Rejowinangun yang pada tahun 2015 mendapat penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara. 

https://rejowinangun.wordpress.com/

img-20150708-wa0026-58e59eabe7afbde755c119d5.jpg

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline