Lihat ke Halaman Asli

Hiduplah di Dalamnya...

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini beberapa waktu yang lalu aku publish di notes fesbukku, baru kepikiran untuk meng-uploadnya di Kompasiana. Yaaah, hanya sebagai perenungan saja ;) ..... Mengawali buku " a Doctor without border", yang ditulis oleh dr James Maskalyk, dalam misinya bersama MSF (http://www.msf.org) di Sudan. Ada sebuah tulisan yang menggugah "tidurku", mengoyak mimpiku yang melenakan. Kutipan pidato wisuda Joan Didion (http://en.wikipedia.org/wiki/Joan_Didion), yang sudah diterjemahkan dengan baik tentunya...

"Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku menyuruh kalian untuk hidup didalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya. Menangkap momen Dan jika kalian bertanya padaku mengapa kalian harus melakukannya, aku bisa memberitahu bahwa kuburan adalah tempat yang nyaman, tetapi tak ada yang berpelukan disana. Mereka juga tidak menyanyi, atau melukis, atau berdebat, atau melihat riak gelombang di Amazon, atau menyentuh anak mereka. Dan itulah hal-hal yang harus dilakukan dicapai selagi kalian bisa dan semoga beruntung"

Highlight kalimat dengan Bold & Italic itulah adalah bagian yang aku suka. Yang menggugahku. Membangunkanku kembali. Tidak sekedar bertahan Tidak sekedar mengalami Tidak sekedar melewati TETAPI HIDUP DI DALAMNYA MEMPERHATIKANNYA MENCOBA MENGAMBIL MAKNANYA MENANGKAP MOMEN Hmmm, berapa momen sudah yang terlewatkanku? Berapa momen sudah yang tak kuperhatikan dan terlewat maknanya? Sudah berapa lama aku hanya bertahan? Sudah berapa episode yang aku hanya alami tapi tak tersarikan intinya? Sudah berapa lama aku hanya melewati setiap momen tanpa mampu menangkap maknanya? Hanya terlewat begitu saja [Sangatta, Februari 2011] dr James Maskalyk [www.sixmonthsinsudan.com]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline