BAGAIMANA SELF EFFICACY DALAM PERSPEKTIF TEORI KEPRIBADIAN ALBERT BANDURA ?
Oleh Reta Lismaya
Efikasi diri adalah perihal yang perlu diperhatikan oleh individu. Efikasi diri memiliki pengaruh penting dalam kehidupan karena mendukung mengembangan potensi diri dengan optimal. Bandura pada tahun 1977 menyatakan efikasi diri sebagai rasa yakin individu tentang kemampuan yang dimiliki dalam melakukan organisasi dan menuntaskan tugas yang dibutuhkan sehingga dapat mencapai suatu hasil.
Bandura dalam (Sihaloho, 2018) efikasi diri didefinisikan sebagai rasa yakin individu terhadap kemampuan untuk melakukan pengaturan dan bertindak agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Disisi lain dalam (Suseno, 2009), Bandura (1997) menjelaskan bahwa efikasi diri adalah perasaan, pemberian nilai individu tentang kemampuan dan kompetensi yang dipunyai untuk menuntaskan tugasnya.
Bandura dalam (Santrock, 2007) menyatakan jika efikasi diri memiliki pengaruh yang besar pada perilaku. Menurut Baron dan Byrne, efikasi diri adalah rasa yakin individu terhadap kemampuan atau kompetensi yang dimiliki terhadap kinerja tugas, mencapai tujuan yang diharapkan, atau menyelesaikan kesulitan. Efikasi diri adalah keyakinan pada individu tentang kemampuan dirinya untuk memobilisasi motivasi, sumber daya pada pemikiran, dan tindakan yang dibutuhkan untuk mengontrol kejadian dalam hidup mereka (Wood and Bandura, 1989 :363).
Efikasi diri juga diartikan sebagai penilaian mengenai kemampuan individu yang mengacu terhadap harapan yang didalami individu bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku maupun memperoleh hasil yang diinginkan dalam situasi tertentu (Schunk dalam Feldman 1997). Pajares dalam Woolfolk (2004) mengartikan efikasi diri adalah pemberian nilai mengenai kompetensi diri dalam melaksanakan tugas khusus didalam hal yang spesifik.
Efikasi diri merupakan perasaan individu jika dirinya berkemampuan dan efektif dalam melaksanakan tugas (Myers, 2005 dalam Suseno, 2009). Berdasarkan pendapat Maddux tahun 2016 dalam (Ningsih & Hayati, 2020), efikasi diri dapat menentukan seperti apa pilihan sikap seseorang, usaha yang dikorbankan, sikap gigih ketika dalam kesulitan, serta pengalaman emosional seseorang. Efikasi diri menurut Yuliyani et al. (2017) merupakan keyakinan individu terkait kemampuannya dalam menuntaskan beragam keadaan yang timbul dalam kehidupannya.
Geller dkk (2009) dalam (Yapono, 2013) mengemukakan efikasi diri sebagai keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu melaksanakan perilaku ditahapan yang diutuhkan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Efikasi diri adalah sikap yakin terhadap kemampuan diri untuk menjalani dan mengentaskan masalah secara efektif. Efikasi diri dianggap sebagai keyakinan terhadap diri sendiri untuk meraih keberhasilan dan sukses (Yapono, 2013).
Lahey (2004) memandang efikasi diri sebagai persepsi bahwa seseorang mampu melaksanakan sesuatu hal penting untuk meraih tujuan, yang terdiri atas perasaan mengetahui atas tindakannya dan mampu melakukan secara emosional (dalam Sandra, 2013). Sandra (2013) menjelaskan efikasi diri secara etimologi yaitu "self" yang bermakna unsur dalam struktur suatu kepribadian dan "efficacy" berarti penilaian terhadap diri, kemampuan untuk bertindak, dan kemampuan atau ketidakmampuan melakukan sesuatu hal yang disyaratkan. Selain itu Schultz (1994) dalam (Sandra, 2013) mengemukakan efikasi diri menjadi perasaan pribadi atas kecukupan, efisiensi, dan kemampuan dirinya untuk menjalani kehidupan.
Bandura (1977) dalam (Mahmudi & Suroso, 2014) membagi dimensi efikasi diri menjadi tiga yaitu : (1) Magnitude, merupakan tingkat kesulitan terhadap tugas yang dikerjakan seseorang. (2) Generality, berkaitan dengan luas bidang tugas yang dihadapi seseorang. (3) Strenght, merupakan kekuatan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya. Sedangkan, Simon dan Michael dalam (Priest, 2005) menjelaskan dimensi efikasi diri meliputi (1) Magnitude, mengarah pada derajat kepastian berkaitan dengan keberhasilan dan dipengaruhi oleh pandangan dampak dan kesulitan. (2) Strength, mengarah pada lamanya waktu individu berpegang pada harapan terhadap keberhasilan, walaupun informasi bertentangan. (3) Generality, mengarah pada tingkat pengiriman keyakinan efikasi diri dari situasi satu ke situasi lain.
Bandura (1997) juga mengemukakan bahwa proses psikologis dalam efikasi diri terdiri atas :
- Proses kognitif (berpikir), Proses ini mencakup perolehan, pengaturan, dan pemakaian informasi. Seseorang dengan efikasi diri yang tinggi lebih suka membayangkan mengenai keadaan sukses, namun seseorang dengan efikasi diri yang rendah cenderung membayangkan pada keadaan gagal dan hambatan.
- Proses Motivasi, Motivasi manusia seringkali dibangun melalui pemikiran. Efikasi diri berpengaruh pada motivasi dalam hal menentukan tujuan, melakukan usaha, ketahanan menghadapi kesulitan, dan ketahanan menjalani kegagalan.
- Proses Afektif, Adalah proses untuk mengatur keadaan emosi dan reaksi emosional. Bandura mengemukakan bahwa sikap yakin seseorang akan coping berpengaruh terhadap tingkatan stress dan depresi saat seseorang dalam keadaan yang sulit.
- Proses Seleksi, Seseorang lebih menghindari kegiatan dan keadaan diluar batas kemampuannya dan seseorang akan mengikuti kegiatan dfan keadaan jika terdapat kemampuan dalam dirinya.