Buku adalah jendela ilmu, pepatah lama yang masih dan akan tetap relevan meskipun saat ini buku sudah bertransformasi dalam berbagai bentuk digital, atau kita biasa menyebutnya ebook alias buku elektronik alias buku digital. Sebagai generasi yang menyaksikan dan mengalami masa transformasi ini, beberapa bersikap optimis namun tak sedikit yang skeptis. Apalagi Indonesia memiliki tingkat minat baca yang cukup memprihatinkan. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%, artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya satu orang yang rajin membaca.
Apakah dengan hadirnya buku digital dapat membantu meningkatkan literasi bangsa ini? Sebenarnya seberapa besar pertumbuhan buku digital di Indonesia? Apa saja yang menjadi kendala utama? Dan bagaimana mengakselerasi pertumbuhan tersebut agar dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, yuk sama-sama kita ulik…
Inklusi buku elektronik /digital di Indonesia mengalami peningkatan seiring digitalisasi disemua sektor. Faktor seperti akses internet yang lebih luas, peningkatan penggunaan smartphone, dan program literasi digital pemerintah turut mendorong inklusi dari buku digital. Namun data menunjukan bahwa jika dibandingkan dengan buku fisik, penggunaan buku digital masih relatif kecil. Berdasarkan survei Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), penjualan buku digital di Indonesia berada di bawah 10% dari total pasar.
Kelompok pengguna buku digital sebagian besar berasal dari mahasiswa dan pelajar, Profesional, dan pembaca umum. Karena harganya yang lebih murah dan kemudahan penggunaan, buku digital banyak diminati untuk mencari sumber referensi yang beragam. Pengguna buku digital umumnya membaca buku melalui berbagai perangkat seperti smartphone, tablet, laptop dan e-reader. Membaca buku digital juga dapat dilakukan melalui platform digital seperti Google Play Books, Apple Books, Scribd, iPusnas dll.
Selain masih rendahnya minat baca, beberapa hal yang menghambat perkembangan buku digital yaitu 1) preferensi masyarakat Indonesia yang masih menyukai buku fisik, 2) Kesiapan infrastruktur yang belum sepenuhnya memadai, dan 3) masalah pembajakan yang menjadi kekhawatiran penerbit dan penulis
Seiring dengan meningkatnya akses, saat ini orang mulai mencari cara lain untuk menikmati buku digital, terutama yang memungkinkan multitasking. Inilah yang memunculkan evolusi berupa audiobook. Audiobook mengalami pertumbuhan yang lebih cepat di beberapa pasar dan menjadi salah satu segmen yang berkembang paling pesat di industri penerbitan digital. Tren audiobook juga mulai berkembang di Indonesia, meskipun masih dalam tahap awal. Penggunaan audiobook umumnya populer di kalangan anak muda dan pelajar, yang lebih memilih fleksibilitas dalam konsumsi konten. Platform lokal seperti Storytel, Audible, Spotify mulai bermunculan untuk menawarkan audiobook berbahasa Indonesia.
Dengan mendompleng trend yang sedang meningkat, saatnya kita memperbaiki tingkat literasi bangsa ini melalu channel yang beragam. Namun sebelum itu terjadi beberapa kesiapan infrastruktur yang perlu diperbaiki agar buku digital banyak dinikmati dan digandrungi, yaitu :
- Internet murah dan merata: Akses internet yang terjangkau dan merata khususnya dengan pembangunan jaringan 4G, dan rencana implementasi 5G di dapat menjadi factor yang mendukung perkembangan buku elektronik.
- Platform digital yang beragam : Munculnya E-commerce dan platform perpustakaan digital seperti Gramedia Digital, iPusnas, dan Google Play Books, maupun platform penyedia audiobook menjadi sarana distribusi buku elektronik yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
- Kemudahan pembayaran digital: Ekosistem pembayaran digital yang sudah berkembang memudahkan transaksi pembelian buku elektronik.
Nah, dengan bertambahnya pilihan cara untuk menikmati literasi saat ini, diharapkan generasi muda di Indonesia dapat mengakses sumber ilmu dengan lebih mudah dan menarik. Sehingga kualitas sumber daya manusia bangsa ini bisa bersaing dengan negara maju di dunia. Semangat terus pejuang ilmu and stay curious…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H