Tahun baru - bikin resolusi -- gagal -- tahun baru lagi -- bikin resolusi baru lagi -- gagal lagi.
Nampaknya, ini adalah siklus yang dialami banyak orang. Membuat resolusi seperti sudah menjadi rutinitas bagi kebanyakan orang di setiap awal tahun. Biasanya, orang-orang dengan semangat menggebu menyusun resolusi tahun baru lalu mendeklarasikannya di sosial media.
Sayangnya, menyusun resolusi tahun baru seolah menjadi tradisi basa-basi saja sebab kita berujung gagal mewujudkannya. Lantas, bagaimana cara agar resolusi tahun baru kita bisa berhasil dan tidak terjebak dalam siklus menyebalkan di atas?
Pertama-tama, kita perlu tahu dulu apa yang membuat resolusi kita gagal. Dari sana, kita bisa menyusun strategi agar resolusi bisa berhasil. Setidaknya ada dua penyebab gagalnya resolusi tahun baru.
Pertama, tidak realistisnya resolusi tersebut, entah itu dari tujuannya atau dari waktu yang kita patok untuk mencapainya. Kedua, ketidakdisiplinan kita dalam mengeksekusi resolusi tersebut.
Dari persoalan di atas, maka hal pertama yang harus kita lakukan agar resolusi bisa berhasil adalah menyusun resolusi yang realistis. Menentukan tujuan yang realistis bukan berarti bahwa kita harus membatasi mimpi-mimpi kita.
Sebaliknya, kita justru harus terdorong untuk mencapai mimpi itu langkah per langkah. Contohnya, tidak realistis jika resolusi tahun 2021 kita adalah membentuk perdamaian dunia. Tapi akan realistis jika mengatakan bahwa tahun ini saya ingin bergabung dengan organisasi yang bergerak di bidang kerukunan agama dan ikut mengampanyekan toleransi.
Untuk menentukan tujuan yang realistis, kita perlu memahami dua hal. Pertama, pahamilah hal-hal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kedua, pahamilah kemampuan diri sendiri.
Setelah memahami keduanya, maka susunlah resolusi yang detail. Misalnya, resolusi 2021 kita adalah kuliah di luar negeri dengan beasiswa. Maka, kita perlu mengetahui syarat-syarat yang dibutuhkan untuk bisa mendapatkan beasiswa di luar negeri. Lalu, cocokkan syarat-syarat tersebut dengan kemampuan yang kita miliki saat ini.
Jika kita merasa bahwa kita bisa memenuhi syarat-syarat tersebut dalam waktu satu tahun, maka kita bisa menjadikan kuliah di luar negeri dengan beasiswa sebagai resolusi tahun ini.
Namun, jika kita merasa bahwa kita belum bisa memenuhi kualifikasi, maka urailah resolusinya menjadi lebih kecil. Misalnya, resolusi tahun ini adalah memenuhi tiga dari lima syarat untuk bisa mendapat beasiswa seperti mencapai skor TOEFL/IELST yang dibutuhkan, aktif berkontribusi ke masyarakat melalui kegiatan relawan, dan membangun koneksi agar nanti bisa mendapat surat rekomendasi yang bagus. Lalu, urai lagi ketiga rencana ini menjadi lebih detail. Misalnya, agar bisa mendapat TOEFL di atas 500, setiap hari saya akan latihan soal selama minimal 30 menit.