Lihat ke Halaman Asli

Dholim, Bid'ah dan Kafir

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

DHOLIM,BID'AH DAN KAFIR: Bahkan ketika kita mencoba bertafakur-bertadabur menyelami diri lebih dalam yang tersisa-terbersit adalah mungkin kita juga seorang yang Dholim,Bid'ah dan Kafir dalam kadar-kadar tertentu begitu halus yang tak tersadar, yang dengan itu juga menjadikan kita manusia tidak diberikan hak menghakimi hati manusia lainnya yang juga begitu dinamis naik turun baik buruknya dalam perjalanan hidup.

Ini ϑί dunia,bukan surga.Atas SunatuLLAHNYA masih ada-timbul baik buruk,kotor-bersih,pahit-manis,sedih-bahagia,dst. Kiranya kita lebih dapat berlapang dada ketika menanggapi dan menjalani realitas kehidupan yang nampak-nampak; Ojo Gumunan,Ojo Kagetan lan Ojo Dumeh.

Tuhanpun bersaksi "Demi Masa! (1) Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian (2) Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan KEBENARAN serta berpesan-pesan dengan SABAR.(3)- Al-Qur'anul Karim; Surah Al-'Asr (103) ayat 1-3)

Dan berpesan-pesanlah dengan kebenaran SERTA dengan SABAR. Kadang kita terlalu ngotot menyampaikan kebenaran tetapi sayang dengan tidak Sabar. Akhirnya menimbulkan tak simpatik-antipati dan kontraproduktif. Dalam mengeluarkan kritikpun kita ϑί tuntut dengan kebenaran dan bertujuan supaya benar-hidup.Kita lihat sikon sosiologis,psikologis,fisiologis juga..empan papan.

Semoga kita termasuk orang yang sabar tidak putus asa dengan tidak terburu menghakimi hati manusia ϑί dunia yang sesungguhnya hak Allah Tuhan Kita Semua itu berada esok ϑί hari perhitungan-hisabNYA. Kita bukan Wasit dan atau yang dikasih "privilege" memberi syafaat,kita sesama pemain yang sama-sama tidak tau esok hisabNYA menempatkan kita berada ϑί tempat yang mana. Kita hanya bisa berharap kepemurahan-ridho Tuhan dan pas kita "gondelan klambine" Kanjeng Nabi Muhammad, beliau berkenan memberi syafaat dan mau mengakui bahwa kita salah satu umatnya yang Rahmatan Lil Ngalamin. Al Fatihah.Amin

"Aku diutus Allah bukan untuk menghakimi hati manusia" ( Muhammad SAW)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline