Lihat ke Halaman Asli

Plankton, Tak Kenal maka Tak Sayang

Diperbarui: 31 Januari 2016   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                            Chlorella vulgaris (Sumber : algaebase.org)

Berbicara tentang plankton, mungkin kita sudah familiar dari pelajaran semasa SMA. Yap, plankton merupakan organisme baik kelompok tumbuhan berklorofil maupun hewan yang hidupnya melayang  dan bergerak pasif di kolom air. Plankton jika dilihat dari segi ukuran yang mikroskopiknya ternyata  memiliki peranan begitu besar bagi kehidupan di bumi. Penyumbang oksigen di bumi diyakini berasal dari plankton di lautan terutama fitoplankton. Kali ini saya tidak membahas tentang peranan plankton bagi kehidupan namun lebih kepada pengalaman saya dalam mempelajari plankton.

Kegiatan untuk analisa kelimpahan plankton menjadi parameter yang penting bagi budidaya udang. Karena peranan plankton bagi ekosistem tambak sangatlah besar seperti sumber oksigen utama, penyerap gas – gas beracun, peneduh, serta menekan pertumbuhan bakteri patogen. Untuk itu kelimpahan plankton di tambak budidaya harus dapat dipertahankan agar tetap stabil sehingga mampu mendukung keberhasilan budidaya udang. Namun, tahapan awal bagi analis untuk mampu menganalisa kelimpahan plankton yaitu pengenalan mikroskop, haemocytometer, identifikasi plankton, pengelompokkan klasifikasi plankton dan penghitungan kelimpahan plankton.  Dalam kegiatan analisa kelimpahan plankton kita menggunakan mikroskop . Mikroskop tidak hanya sekedar alat bantu kita untuk analisa kelimpahan plankton, perlu juga kita pahami dari tiap bagian dan fungsi dari mikroskop sehingga dapat kita pergunakan secara optimal. Penting untuk membaca instruksi dari buku manual mikroskop yang kita pergunakan.

Analisa kelimpahan plankton menggunakan metode penghitungan langsung dengan haemocytometer. Pada mulanya Haemocytometer  yang ditemukan oleh Louis Charles Malassez dipergunakan untuk penghitungan sel darah. Namun saat ini haemocytometer dipergunakan penghitungan jenis sel dan partikel mikroskopis lainnya. Tahapan selanjutnya adalah belajar identifikasi plankton. Nah tahapan inilah, kita harus mengenal tiap – tiap jenis plankton baik dari bentuk, warna, perubahan, pergerakannya, dan ciri – ciri khusus yang dimiliki. Saat ini, dengan teknologi informasi yang begitu pesat tentu belajar plankton lebih mengasyikkan. Karena kita dapat mudah mengakses berbagai portal website seperti algaebase.org tanpa perlu repot – repot membuka buku kunci identifikasi plankton.

Saat identifikasi plankton, kita tak hanya mengandalkan dari buku dan internet tetapi juga pendampingan dari analis senior maupun ahli lainnya. Karena jika sedari awal salah dalam mengidentifikasi spesies plankton akan menghasilkan data yang tidak akurat. Lakukan proses pencatatan (gambarkan) dan dokumentasikan dari tiap spesies plankton yang kita temukan, hal ini tentu akan sangat membantu tahapan identifikasi plankton. Jangan lupa untuk memberikan catatan khusus mengenai ciri, bentuk dan warna serta pergerakan dari plankton yang kita amati. Identifikasi plankton bukanlah kegiatan analisa yang dapat kita pelajari dalam satu minggu atau satu bulan saja. Membutuhkan waktu tergantung dari kebulatan tekad dan ketelitan tiap individu dalam memahami tiap – tiap spesies plankton. Seiring kita belajar identifikasi plankton, mulai juga mengelompokkan plankton yaitu fitoplankton dan zooplankton beserta tiap filum/divisi di dalamnya.

Syarat kita mulai melakukan penghitungan kelimpahan plankton yaitu mampu menghafal dan memahami minimal 30 spesies plankton. Penghitungan kelimpahan plankton menggunakan haemocytometer dan alat bantu hitung yaitu hand tally counter. Saat kita menghitung kelimpahan tiap spesies plankton kita disarankan untuk tetap fokus dan tenang. Semua jenis plankton yang kita temukan pada kuadran haemocytometer harus dihitung. Kemudian kita konversikan tiap spesies yang ditemukan dalam bentuk individu (sel) / ml. Selanjutnya baru kita klasifikasikan sesuai kelas plankton. Data analisa kelimpahan plankton berupa prosentase (%) dari tiap kelas plankton, dan jumlah plankton total. Hmmm, ribet juga ya analisa kelimpahan plankton?! Tidak juga asal kita menjalaninya dengan ikhlas. Happy working people J

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline