Lihat ke Halaman Asli

Restu Nugraha

mahasiswa

Kisah Haru Pedagang Bunga yang Tak Kunjung Datang akibat Cuaca Buruk

Diperbarui: 17 Januari 2024   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar dok. pribadi

Pada suatu hari di Cihideung, seorang pedagang bunga bernama Ahmad sedang bersiap-siap untuk membuka toko bunganya seperti biasa. Namun, hari itu cuaca tidak bersahabat. Hujan deras terus-menerus mengguyur kota, membuat jalanan tergenang air dan membuat orang-orang enggan keluar rumah.Ahmad merasa sedih dan khawatir. Bisnisnya sangat tergantung pada cuaca yang baik, karena kebanyakan orang datang ke tokonya untuk membeli bunga sebagai hadiah atau dekorasi. Namun, dengan hujan yang tak kunjung reda, pelanggan-pelanggan potensialnya mungkin tidak akan datang.

Ahmad duduk di toko bunganya yang sepi, memandangi bunga-bunga yang segar dan indah yang ia tata dengan penuh cinta. Ia merenung tentang perjuangannya sebagai pedagang bunga selama bertahun-tahun. Ia mengingat saat-saat bahagia ketika pelanggan-pelanggan senang dengan bunga-bunga yang ia jual.

gimana pa pendapatan sekarang dengan cuaca yang seperti ini " duhh nak pendapat sekarang makin menurun kadang seminggu saya ga dapet uang kadang sehari  dapet 30 rb dikarenakan cuaca yang buruk dan juga pembeli ta kunjung datang, Tapi kalo sekarang buat makan sehari hari dengan keluarga saja sudah cukup" ucap ahmad

pa ahmad ini merupakan kepala keluarga dari 3 anak. dan semuanya masi bersekolah yang membutuhkan biaya. salah satu penghasilannya hanya dari berjualan bunga. kalo berjualan bunganya gini terus bagaimana nasib pak ahmad kedepannya. Ibunya seorang rumah tangga yang hanya bisa membantu pak ahmad di kebun, anak no 1 sekolah di kelas 2 sma, no 2  sekolah di smp kelas 1 dan yang terakhir no 3 berskolah di sd kelas 4. semoga kedepannya lebih baik makin banyak pengunjung yang datang seperti dulu.

Namun, di tengah kekhawatirannya, Ahmad melihat seorang wanita tua berjalan perlahan di depan tokonya. Wanita itu tampak basah kuyup karena hujan. Ahmad segera membuka pintu dan mengundang wanita itu masuk ke dalam toko.

Wanita itu tersenyum lembut kepada Ahmad dan berkata, "Saya ingin membeli bunga untuk putri saya yang sedang sakit. Meskipun hujan, saya tidak ingin kehilangan harapan."

Ahmad tersentuh oleh kata-kata wanita itu. Meskipun cuaca buruk, ada seseorang yang masih membutuhkan bunga untuk memberikan harapan dan kebahagiaan kepada orang yang dicintainya. Dengan hati yang penuh haru, Ahmad membantu wanita itu memilih bunga-bunga yang indah dan segar.

Setelah wanita itu pergi dengan senyum di wajahnya, Ahmad merasa terinspirasi. Meskipun hujan terus-menerus, ia menyadari bahwa bisnisnya bukan hanya tentang cuaca yang baik, tetapi juga tentang memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan menyerah dan akan terus berjuang untuk menjalankan usahanya dengan penuh semangat.

Kisah haru seorang pedagang bunga di Cihideung ini mengajarkan kita tentang kekuatan harapan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan. Meskipun ada rintangan di sepanjang jalan, dengan keyakinan dan tekad yang kuat, kita dapat mengatasi segala halangan dan terus bergerak maju menuju kesuksesan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline