Lihat ke Halaman Asli

Membuka Orang Lain

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Berapa banyak ucapan kita yang ditolak oleh orang lain? Terlalu banyak. Berapa banyak orang yg menutup diri dari nasihat atau ceramah2 yang dikemukakan kepada mrk? Sngt banyak.

Orang cenderung menutup dirinya pada kita ketika kita akan menyampaikan sesuatu dengan gelagat tidak bersahabat; raut wajah kita tegang, urat2 dileher kita bermunculan, bahkan kedua mata kita berwarna merah seperti ikan piranha. Orang akan mengantisipasi apapun yang kita sampaikan ketika mereka mendengar betapa kasarnya suara kita atau betapa "kejamnya" bahasa dan kata2 yg kita gunakan. Orang cenderung mempertahankan dirinya ketika mereka merasa akan "diserang."

Kesalahan bukan terletak pd orang lain, apalagi menuduh mereka bodoh dan tdk mau menerima kebenaran ("Kebenaran"? Kebenaran siapa?). Tp kesalahan terletak pd cara kita menyampaikan sesuatu kpd orang lain itu: kita hanya menyampaikan, tp tdk "membuka diri mereka." Penceramah2 ekstrim (baik dr kelompok fundamentalis maupun liberal) yg selalu "menuduh" atau "memojokan" orang lain dlm ceramah2 dan nasihat mrk, sudah bs dipastikan akan ditolak. Ingat rumus ini: "Setiap orang pd dasarnya defensif." Buka dulu orang lain, baru sampaikan.

Membuka Orang Lain

Lalu apa yang dimaksud dengan "membuka orang lain" dan bagaimana melakukannya? Membuka orang lain adalah membuat orang lain merasa "nyaman" dan mau menerima keberadaan kita. Itu dulu. Baru kemudian setelah mereka menerima keberadaan kita, buatlah orang lain mau mendengarkan kita dengan rela, bukan krn terpaksa.

Membuka orang lain tdk bisa dilakukan jika kita "merasa benar" duluan sebelum memulai apa2. Mrk akan menolak. Knp? Krn mereka pun pny "perasaan benar" yang sama. Mari lihat bagaimana sikap atau perasaan orang lain ketika kita akan menyampaikan nasihat atau ceramah atau gagasan atau masukan2. Mrk umumnya akan berpikiran seperti ini:

-Jika saya mendengarkan Anda, tidakkah itu artinya saya seolah2 telah kalah?

-Saya tidak mau mendengar dan mengakui ucapan atau gagasan Anda yg menunjukan bhw saya ini lemah.

-Saya akan kehilangan harga diri saya jika saya menyetujui Anda.

-Apakah saya hrs mengakui bhw saya salah?

-Apakah sy hrs mengambil resiko utk sebuah ide baru?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline