Lihat ke Halaman Asli

Aku dan Indonesia

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melalui pena aku berkenalan dengan Tagore
Dia yg menitipkan pesan tentang kecintaan: kecintaan pada negeri
“And I shall live. Here, I live” katanya
Maka ku lihatlah:
Gunung-gunung bungkuk menjulang
Matahari jingga berpedar perkasa
Hamparan sawah seperti karpet dari Turki
Laut yang menggelora
Danau yang melingkar banyaknya
Punggung bumi dan semesta merah-putih: ini cinta, wahai!

Setiap kali aku tabik pondok tua bernama Indonesia, hatiku tidak pernah berubah
Tak kan jatuh tuk merajut jaringan mimpi
Tapi masih adakah yang mau singgah di pondok tua ini?
Kesan sesal gamit duka: biar terbuka pintu muka
Ini negeri masih punya harga
Ini negeri masih punya nyawa
Masih bernafas pada setiap tarian rumputnya
-pada segenap batu, tanah, air dan rembulannya

Hoi, Ronggowarsito
Katakan pada Hasan Mustafa, Chairil dan Rendra
Inilah aku:
Tempat asal Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline