Batam, 15 Maret 2020-Saat ini, semua negara termasuk negara Republik Indonesia sudah memasuki zaman teknologi canggih yaitu era industri 4.0 di mana semua pengelolaan dan penyebaran informasi dapat dilakukan dengan cepat tanpa batasan apapun.
Jumlah Social media dan Internet users sudah meningkat seiring dengan berjalannya waktu dan revolusi industri. Terdapat begitu banyak keuntungan yang terbawa oleh kemudahan dalam mengakses internet, seperti terciptanya efisiensi dan efektivitas dalam melakukan aktivitas apapun serta mendapatkan informasi dan berita dalam hitungan waktu yang singkat.
Perkembangan teknologi yang cepat dan yang dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat memberikan solusi bagi semua masalah dalam setiap aspek kehidupan masyarakat di Indonesia, sehingga hampir tidak ada lagi hal yang tidak mampu diperoleh dari kehadiran teknologi tersebut.
Indonesia belum dapat dikategorikan sebagai salah satu negara dengan perkembangan sains dan teknologi yang terbaik sedunia, tetapi Indonesia telah mencetak prestasi sebagai negara yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan bukti berdirinya industri penerbangan seperti PT.Dirgantara Indonesia yang bergerak di bidang perakitan pesawat terbang.
Berdasarkan data dari Kementerian riset dan Teknologi (Ministry of Research and Technology), terdapat 47 pusat riset di berbagai bidang yang focus dalam perkembangan ilmu pengetahuan sosial hingga berbagai bidang sains. Dalam tahun 2010, pemerintahan Indonesia mengalokasikan dana sebesar 1,9 triliun (sekitar US$205 milyar) untuk pengembangan riset IPTEK.
Sebagai hasil dari upaya Indonesia untuk mengikuti jejak revolusi industri berbagai negara maju, akan ada kemajuan dalam berbagai bidang ekonomi di Indonesia yang berdampak baik bagi kehidupan masyarakat, tetapi secara tidak disadari juga mampu menjadi senjata penghancur bangsa secara perlahan apabila tidak dilakukan implementasi yang bijak oleh para pengguna di Indonesia.
Maraknya penyebaran hoax (berita palsu) dapat muncul dengan bantuan adanya kemudahan akses internet dan sosial media oleh para users di Indonesia. Sudah menjadi fakta bahwa hoax telah membutakan dan mengalihkan pandangan dan pendapat masyarakat Indonesia sejumlah 132,7 juta pengguna dalam menanggapi suatu persoalan.
Berdasarkan data dari Kemekominfo, sudah terdapat sekitar 800.000 website yang menyebarkan berita palsu, di mana pelaku-pelaku melakukan hal yang melanggar pengamalan Pancasila itu dengan tujuan untuk menyesatkan dan meresahkan pikiran masyarakat demi keuntungan pribadi.
Belum lagi berbagai aplikasi sosial media yang umum digunakan seperti facebook, line, twitter, whatsapp,intagram, dan sebagainya yang menjadi saran perluasan berita tidak benar tersebut.
Dilansir dari laman Kemekominfo Indonesia, hoaks ini makin meningkat seiring dengan munculnya pandemic baru, yaitu COVID-19. Ada beberapa berita yang sudah dikonfirmasi sebagai hoax, sebagai contohnya obat-obatan tradisional yang dapat melawan virus corona, warga daerah tertentu yang terbukti positif COVID-19, fitnah terhadap berbagai pihak yang disebut tertukar virus baru tersebut. Berita-berita tersebut yang terdapat kekeliruan dapat menimbulkan perpecahan bangsa, terutama berita yang menyangkut nama, suku, ras, dan agama tertentu.
Hoax dapat disebabkan dan berdampak oleh dan pada siapa saja di lingkungan bermasyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Artikel Ilmiah ini, kami mahasiswi-mahasiswi Universitas Internasional Batam ingin meninjau lebih dalam lagi mengenai permasalahan tersebut, dengan memulai dari lingkungan perumahan Taman Kota Mas, di mana kami dapat mewawancarai warga-warga perumahan yang terdiri dari berbagai kalangan yang memungkinkan kami untuk mendapatkan jawaban dari survey terhadap dampak hoax.