Perawatan Pasien Terminal
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penyakit/ sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga sangat dekat dengan proses kematian.Respon pasien dalam kondisi terminal sangat individual tergantung kondisi fisik, psikologis, sosial yang dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada tiap individu juga berbeda. Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien terminal.Perawat harus memahami apa yang dialami pasien dengan kondisi terminal, tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi pasien sehingga pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan tenang dan damai.
·Penyakit yang bisa menyebabkan seseorang dalam kondisi terminal/ mengancam hidup, antara lain:
a.Penyakit kronis seperti TBC, Pneumonia, Edema Pulmonal, Sirosis Hepatis, Penyakit Ginjal Kronis, Gagal Jantung, dan Hipertensi.
b Kondisi Keganasan seperti Ca Otak, Ca Paru-paru, Ca Pankreas, Ca Liver, Leukemia.
c.Kelainan Syaraf seperti Paralise, Stroke, Hydrocephalus, dan lain-lain.
d Keracunan seperti keracunan obat, makanan, zat kimia.
e.Kecelakaan/Trauma seperti Trauma Kapitis, Trauma Organ Vital (Paru-Paru atau jantung) ginjal, dan lain-lain.
·Respon terhadap penyakit yang mengancam hidup dibagi kedalam empat fase, yaitu (Doka,1993):
1.Fase Prediagnostik
Terjadi ketika diketahui ada gejala atau factor resiko penyakit.
2.Fase Akut
Terpusat pada kondisi krisis. Pasien dihadapkan pada serangkaian keputusasaan, termasuk kondisi medis, interpersonal, maupun psikologis.
3.Fase Kronis
Pasien bertempur dengan penyakit dan pengobatannya.
4.Fase Terminal
Dalam kondisi ini kematian bukan lagi hanya kemungkinan, tetapi pasti terjadi
·Gambaran problem yang dihadapi pada kondisi terminal antara lain:
1.Problem Oksigenisasi
Respirasi irregular, cepat atau lambat, sirkulasi perifer menurun, perubahan mental; agitasi-gelisah, tekanan darah menurun, hypoksia, akumulasi secret, nadi ireguler.
2.Problem Eliminasi
Konstipasi, medikasi atau imobilitas memperlambat peristaltik, kurang diet serat dan asupan makanan juga mempengaruhi konstipasi.
3.Problem Nutrisi dan Cairan
Asupan makanan dan cairan menurun, peristaltic menurun, distensi abdomen, kehilangan BB, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kering dan membengkak, mual, muntah, cegukan, dehidrasi terjadi karena asupan cairan menurun.
4.Problem suhu
Ekstremitas dingin, kedinginan menyebabkan harus memakai selimut.
5.Problem Sensori
Penglihatan menjadi kabur, refleks berkedip hilang saat mendekati kematian, menyebabkan kekeringan pada kornea, Pendengaran menurun, kemampuan berkonsentrasi menjadi menurun, pendengaran berkurang, sensasi menurun.
6.Problem nyeri
Ambang nyeri menurun, pengobatan nyeri dilakukan secara intra vena, pasien harus selalu didampingi untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan kenyaman.
7.Problem Kulit dan Mobilitas
Seringkali tirah baring lama menimbulkan masalah pada kulit sehingga pasien terminal memerlukan perubahan posisi yang sering.
8.Masalah Psikologis
Pasien terminal dan orang terdekat biasanya mengalami banyak respon emosi, perasaaan marah dan putus asa seringkali ditunjukan. Problem psikologis lain yang muncul pada pasien terminal antara lain ketergantungan, hilang control diri, tidak mampu lagi produktif dalam hidup, kehilangan harga diri dan harapan, kesenjangan komunikasi/ barrier komunikasi.
9.Perubahan Sosial-Spiritual
Pasien mulai merasa hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal dan menderita penyakit kronis yang lama dapat memaknai kematian sebagai kondisi peredaan terhadap penderitaan.
·Pokok-pokok perawatan pasien terminal terdiri dari:
a.Peningkatan Kenyamanan
Kenyamanan bagi pasien menjelang ajal termasuk pengenalan dan peredaan distress psikobiologis.Perawat harus memberikan bimbingan kepada keluarga tentang tindakan penenangan bagi pasien sakit terminal.Kontrol nyeri penting karena mengganggu tidur, nafsu makan, mobilitas, dan fungsi psikologis.Pemberian kenyamanan bagi pasien terminal juga mencakup pengendalian gejala penyakit dan pemberian terapi. Klien mungkin akan bergantung pada perawat dan keluarganya untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya, sehingga perawat bisa memberikan bimbingan dan konseling bagi keluarga tentang bagaimana cara memberikan kenyamanan pada klien.
b.Pemeliharan Kemandirian
Tempat perawatan yang tepat untuk pasien terminal adalah perawatan intensif, pilihan lain adalah perawatan hospice yang memungkinkan perawatan komprehensif di rumah. Perawat harus memberikan informasi tentang pilihan ini kepada keluarga dan pasien.Sebagian besar pasien terminal ingin mandiri dalam melakukan aktivitasnya. Mengizinkan pasien untuk melakukan tugas sederhana seperti mandi, makan, membaca, akan meningkatkan martabat pasien. Perawat tidak boleh memaksakan partisipasi pasien terutama jika ketidakmampuan secara fisik membuat partisipasi tersebut menjadi sulit.Perawat bisa memberikan dorongan kepada keluarga untuk membiarkan pasien membuat keputusan.
c.Pencegahan Kesepian dan Isolasi
Perawat membutuhkan kesabaran dan pengalaman untuk merespon secara efektif terhadap pasien menjelang ajal.Untuk mencegah kesepian dan penyimpangan sensori, perawatmeningkatkan kualitas lingkungan.Lingkungan harus diberi pencahayaan yang baik, keterlibatan anggota keluarga, teman dekat dapat mencegah kesepian.Keluarga atau penjenguk harus diperbolehkan bersama pasien menjelang ajal sepanjang waktu.Perawat memberikan bimbingan kepada keluarga untuk tetap/ selalu bersama klien menjelang ajal, terutama saat-saat terakhir hidupnya.
d.Peningkatan Ketenangan Spiritual
Peningkatan ketenangan spiritual mempunyai arti lebih besar dari sekedar meminta rohaniawan.Ketika kematian mendekat, pasien sering mencari ketenangan.Perawat dan keluarga dapat membantu pasien mengekspresikan nilai dan keyakinannya. pasien menjelang ajal mungkin mencari untuk menemukan tujuan dan makna hidup sebelum menyerahkan diri kepada kematian. Pasien mungkin minta pengampunan baik dari yang maha kuasa atau dari anggota keluarga.Perawat dan keluarga memberikan ketenangan spiritual dengan menggunakan keterampilan komunikasi, empati, berdoa dengan pasien, membaca kitab suci, atau mendengarkan musik.
e.Dukungan untuk keluarga yang berduka
Anggota keluarga harus didukung melewati waktu menjelang ajal dan kematian dari orang yang mereka cintai.Semua tindakan medis, peralatan yang digunakan pada pasien harus diberikan penjelasan, seperti alat Bantu nafas atau pacu jantung.Kemungkinan yang terjadi selama fase kritis pasien terminal harus dijelaskan pada keluarga.
Referensi :
Craven, Ruth F. Fundamentals of nursing : human healt and function.
Kozier, B. (1995). Fundamentals of nursing : Concept Procees and Practice, Ethics and Values.
California : Addison WesleyPotter, P (1998). Fundamental of Nursing.Philadelphia : Lippincott.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H