Lihat ke Halaman Asli

Reski Reisme

Guru Geografi | Pekerja Seni | Pendaki Amatir

Seiring Pandang #3 Penerimaan

Diperbarui: 16 Agustus 2020   01:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah Penerimaan

Aku telah menginjak tahun ketiga. Syukur, aku telah mampu merangsang dunia. Aku bergerak, dunia merangkak. Semuanya mulai kulihat. Aku mulai berlatih apapun yang kulihat. 

Aku meniru dengan hebat. Namun, aku tak pernah mengerti untuk apa aku meniru semuanya. Semuanya memang begitu menarik perhatianku. Menjadikanku selalu ingin tahu. Lalu, meniru itu.

Aku belum mengerti apapun tentang semesta. Pembicaraanku masih tertegun-tegun. Cara berjalanku masih tertatih-tatih dengan berpegangan kesana kemari. Fisikku masih belum kuat. Naluriku masih kerdil. Hatiku sepertinya belum berfungsi sepenuhnya. Cukup. Aku malu menjelaskan semuanya yang tak bisa kulakukan.

Tapi, setelah aku mendengar semangat orang-orang disekitarku, aku mulai berusaha dengan keras. Berusaha dengan senang hati. Berusaha dengan penuh keyakinan. Selalu kucoba berusaha menguatkan diriku. Demi kelangsungan perjalananku kedepan yang belum kuketahui sama sekali.

Dari situ, opini yg dapat kusampaikan hanya tentang aku yg masih belajar berbicara, mendengar dan berjalan. Dan, setelah aku bisa itu semua, selanjutnya, mungkin aku sudah belajar mandi sendiri. Makan menggunakan tanganku sendiri.

Itu bukan sesuatu yg mustahil ku lakukan. Buktinya di penghujung usia itu aku telah mampu berlari.

Berinteraksipun aku sudah mulai mampu. Jadi, apa yg bisa kudapat adalah tak ada yg mustahil. Selalu percayalah pada apa yang kamu lakukan, meskipun tanpa tersadari.

Itu adalah sedikit tentang bagaimana aku memulai kehidupanku. Melakukan semua yang bisa kutiru. Mulai menjelma menjadi anak-anak yang lucu. Berlari kesana kemari tak menghiraukan lusuh. Telah berani menunjukkan kenakalan. 

Meminta jajan-jajan rentengan. Tanpa ada satupun yg dimakan. Bapakku marah. Ibuku mengejar terengah-engah. Aku yang suka mblarah. Maafkan aku. Aku terlalu senang dengan kehebatanku.

Disisi lain yang tak kalah penting, aku mulai menerima suatu penerimaan yg luar biasa. Keluarga yg pernah ambigu, sekarang telah menyatu.
Semuanya dapat menerima kehadiran raga ini tanpa terkecuali. Kasihnya tak pernah lupa dan sayangnya selalu tersirna. Itu tak akan pernah terlupa. 

Percayalah dari kalian semua tak ada yg kubenci sedikitpun. Aku berharap kalian menuntunku. Menjadi manusia yang utuh. Berikan seluruh apapun yang kalian bisa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline