Apakah negara kecil bisa menjadi negara maju?
Jawabannya cukup singkat yaitu menjadi negara pintar. Menjadi negara pintar merupakan sebuah pilihan. Terkadang kondisi suatu negara seperti halnya luas wilayah dapat menjadi salah satu faktor pendorong sehingga negara harus berpikir dan memutar otak agar kehidupan masyarakatnya tetap dapat berlangsung sejahtera. Hal ini juga dialami oleh salah satu negara di Uni Eropa.
Negara kecil yang juga diberi sebutan sebagai The Land Locked Country. Pasalnya, negara tersebut tidak memiliki laut, dan berbatasan langsung dengan Jerman, Belgia, dan Perancis. Tidak lain lagi, negara tersebut adalah Luxemburg. Meskipun sebuah negara kecil, Luxemburg ini ternyata berperan dalam pendirian Uni Eropa dan juga sebagai pusat kelembagaan utama Eropa.
Mulanya Luxemburg mendapatkan bantuan sebesar 12 Juta US Dollar dari International Bank for Reconstruction and Development (IRBD) atau yang saat ini diberi nama Bank Dunia pada 28 Agustus 1947 (World Bank Projects). Bantuan tersebut dimanfaatkan oleh Luxemburg untuk membantu mengelola prioritas nasional utamanya.
Meskipun Luxemburg pada saat itu sangat konsisten dan mendukung kuat pengembangan integrasi Eropa, Luxemburg juga berusaha untuk mempertahankan prioritas nasional utamanya yaitu seperti pengelolaan industri sektor baja dan kebijakan perpajakan. Maka dari itu bantuan yang diberikan oleh Bank Dunia pada saat itu dipergunakan sebagai proyek kereta api dan pabrik baja.
Disamping itu, jika kita melihat dari faktor geografis Luxemburg, yang mana negara ini tidak memiliki bermacam sumberdaya alam atau dalam kata lain memiliki sumberdaya alam yang terbatas. Namun, Luxemburg memiliki cukup pasokan sumberdaya alam biji besi. Dari sumberdaya alam tersebut, Luxemburg memilih untuk mengelolanya menjadi baja. Seperti yang diketahui bahwa produksi baja tidak hanya membutuhkan biji besi, tetapi juga membutuhkan batu bara. Sedangkan, Luxemburg tidak memiliki batu bara.
Oleh karena itu, dalam produksi baja Luxemburg sangat bergantung pula pada impor batu bara. Dengan bantuan yang diberikan oleh Bank Dunia yang mana juga ditujukan untuk membeli pabrik strip baja pembalik modern ditambah dengan impor batu bara, maka barang yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi. Disinilah industri baja tersebut menjadi tonggak awal menuju kemajuan negara tersebut. Yang mana hingga kini Luxemburg menjadi produsen baja per kapita terbesar di dunia. Dari baja tersebut menorehkan sebanyak 88% dari ekspor Luxemburg.
Selain industri baja seperti yang telah dijelaskan diatas, sebelum tahun 2008 dimana terdapat krisis keuangan pemerintah Luxemburg menggunakan strategi kebijakan kerahasiaan perbankan. Sebagai salah satu lembaga Uni Eropa tentu memahami bahwa prinsip kerahasiaan perbankan bertolak belakang dengan usaha komisi Eropa dan koalisi negara lain dimana memiliki prinsip wajib berbagi informasi yang bersangkutan dengan rekening non penduduk.
Pemerintah Luxemburg pada saat itu memilih mengambil beberapa strategi untuk mengambil keputusan dan bergabung dengan negara Belgia dan Austria yang juga merupakan anggota Uni Eropa, yang dimana kedua negara tersebut juga membela kerahasiaan perbankan.
Dalam asumsi negara-negara tersebut beranggapan bahwa peraturan Uni Eropa memiliki dua jalur pilihan yaitu negara diberikan izin untuk membagikan informasi atau menjaga kerahasiaan perbankan dengan konsekuensi pajak pemotongan yang dikenakan pada sumber yang non penduduk. Sedangkan, dalam asumsi pemerintah Luxemburg menyampaikan bahwa peraturan Uni Eropa tersebut harus disahkan dan disepakati secara internasional dengan pusat-pusat keuangan internasional utama lainnya yang bersangkutan, sehingga tidak hanya kesepakatan didalam Uni Eropa saja.