[caption id="attachment_293043" align="aligncenter" width="582" caption="Lulusan terbaik, semoga menjadi pelatih-pelatih mumpuni (dok WCD)"][/caption]
Yudi Dedi dan Purwanto, keduanya merupakan anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) Mulawarman Kalimantan Timur (Satuan Universitas Kutai Kartanegara), terpilih sebagai siswa terbaik pertama dan kedua Kursus Pelatih Nasional (Suspelatnas) Menwa Mahawarman 2013 disusul oleh Ayu Mulyawati anggota Menwa Mahawarman Jawa Barat (Batalyon VIII/Kompi Universitas Galuh Ciamis). Ketiganya masing-masing memperoleh sertifikat dan buku Patriotisme & Dinamika Resimen Kampus sebagai tanda penghargaan selepas upacara penutupan Suspelatnas 2013 yang berlangsung Rabu (2/10) malam dalam cekaman dingin yang menggigit tulang di area Ranca Walini di tengah perkebunan teh Ranca Bolang, Ciwidey, Bandung Selatan.
“Resimen Mahasiswa (Menwa) merupakan Resimen Pendidikan yang dalam penyelenggaraan pendidikan latihan dasar kemiliteran (Diklatsarmil)nya tidak bisa mengacu penuh pada sistem yang diterapkan oleh institusi TNI.”Papar Komandan Resimen (Danmen) Mahawarman, Wawan Setiawan, dalam sambutan singkatnya saat upacara sebelum meresmikan penutupan Suspelatnas,”Jadi idealnya semua Diklatsarmil dirancang dan dilaksanakan oleh para pelatih yang berlatar belakang Menwa juga, pihak TNI akan berfungsi sebagai pelatih tamu serta fasilitator peralatan pendukung kemiliteran.”
[caption id="attachment_293044" align="aligncenter" width="582" caption="Apresiasi, harapan, dan semangat lintas generasi (dok WCD)"]
[/caption]
Secara khusus Wawan memberikan apresiasi atas keberhasilan Menwa Mahawarman Batalyon II Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung yang sukses merealisasikan Suspelatnas yang beberapa waktu belakangan ini karena berbagai kendala hanya terhenti pada wacana pemikiran di kalangan Staf Komando Resimen (Skomen) Mahawarman,”Saya memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya pada Batalyon II Unpad.” Dia juga berharap, para lulusan Suspelatnas 2013 ini yang berjumlah total 50 orang (19 di antaranya merangkap sebagai Staf Komando Latihan yang juga bertindak sebagai pelaksana kegiatan, -pen.) dapat menjadi pelatih-pelatih handal yang akan menempa adik-adik angkatan mereka sebagai generasi penerus Korps Baret Ungu yang lebih berkualitas via Diklatsarmil-diklatsarmil yang akan dilaksanakan pada masa mendatang.
Pada wawancara terpisah, Wawan Purwana (Kompi L/Yon II Unpad) yang bertindak sebagai perancang silabus Suspelatnas 2013 menegaskan,” Para pelatih lulusan Suspelatnas kali ini memiliki nilai lebih karena selain materi pokok kepelatihan, mereka juga dibekali dengan ketrampilan lapangan yang menyangkut pergerakan pasukan di alam terbuka.” Ini berarti bahwa kualifikasi kepelatihan yang mereka peroleh jauh lebih kaya dibanding para pendahulu mereka.
Penutupan Suspelatnas yang ditandai dengan ledakan ringan selanjutnya disambung dengan acara kekeluargaan. Para pelatih muda itu menyanyi, menari, menghentak-hentak lapang dengan gegap gempita. Saking bersemangatnya mereka dan para anggota senior yang menyaksikan sampai-sampai rangkaian gempa ringan yang susul menyusul nyaris tak terasakan. Aliran listrik sempat terputus agak lama menyisakan taburan bintang yang begitu nyata di langit malam plus dingin yang begitu menggigit, terutama bagi mereka yang berasal dari luar Jawa. Namun hal itu justru terasa lebih mengakrabkan, apalagi saat api unggun menyala disusul listrik tersambung kembali. Berdasarkan percakapan dengan para anggota Menwa luar Jawa itulah terungkap betapa memprihatinkannya kondisi aktual regenerasi Korps yang meletakkan bela negara dan cinta tanah air ini sebagai napas hidupnya.
Banyak di antara mereka yang hanya mencicipi Diklatsarmil selama seminggu dengan silabus seadanya, bahkan masih ada yang harus menjalani status sebagai Calon Menwa (Camen) selama dua tahun karena Diklatsarmil di Skomen mereka tak kunjung berlangsung. Jangan heran pula kalau mendapati anggota Menwa yang belum pernah memegang senapan sepanjang masa keaktifannya dan Suspelatnas kali ini menjadi semacam debut bagi aktifitas menembak mereka. Rantai kaderisasi yang terputus oleh berbagai kendala ini pula yang pernah dikeluhkan oleh anggota-anggota senior Resimen Mahadasa Aceh dalam percakapan di akun jejaring sosial Facebook,”Sudah empat tahun tidak ada Diklatsarmil, kapan kami bisa memperoleh adik baru?”
Inilah fakta yang seharusnya dicerna oleh jajaran Anggota Senior Menwa untuk tidak hanya berputar-putar dalam aktifitas seremonial dengan mengabaikan para yunior mereka yang masih memiliki harapan dan semangat untuk mewariskan rasa cinta Tanah Air pada generasi berikutnya. Mari fikirkan, rencanakan, dan lakukan sesuatu untuk melestarikan serta menambah makna dalam eksistensi Korps Baret Ungu khususnya sebagai pewaris jiwa patriotisme Tentara Pelajar yang memiliki tanggung jawab pada masa depan bangsa dan negara. Bravo Resimen Mahasiswa Indonesia !
Selamat karena telah memiliki kader-kader pelatih baru yang penuh semangat dan berkualifikasi kepada Resimen Ugracena-Bali, Resimen Mahabahari- Kepulauan Riau, Resimen Mahaleo – Sulawesi Tenggara, Resimen Mulawarman – Kalimantan Timur, Resimen Mahatara – Sumatera Utara, Resimen Maharatan – Lampung, Resimen Mahakarta-Yogyakarta, Resimen Mahadipa-Jawa Tengah, Resimen Jayakarta- DKI Jakarta, dan Resimen Mahawarman-Jawa Barat. Widya Castrena Dharma Siddha !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H