Hari Perempuan Internasional (Internasional Women's Day) pada tanggal 8 Maret lalu kuisi bersama Ladiesiana di Prodia Women's Health Centre(PWHC) yang kebetulan juga sedang merayakan hari jadinya yang pertama. Dengan berbusana pink sesuai tema, ladiesiana meramaikan hari jadi PWHC bersama staf PWHC dengan syukuran potong tumpeng. Tumpeng mini disediakan untuk dinikmati Ladiesiana. Pas banget merayakan hari perempuan sedunia ini dengan lebih peduli pada kesehatan kita sebagai perempuan. Jangan nunggu sakit dulu baru rutin periksa dan jadinya terlambat.
Deteksi dini itu perlu untuk mengetahui kondisi kesehatan kita. Kalau sudah terlanjur sakit seperti kanker yang akan sedih bukan hanya pasien tetapi juga keluarga terdekat. Kesedihan itu pernah kurasakan dua tahun lalu ketika kakak iparku terdiagnosa kanker ovarium stadium 4 dan alhamdullilah bertahan hingga sekarang setelah menjalani kemoterapi sebanyak 4 kali.
Ragam Deteksi Dini untuk Cegah Kanker
Kanker serviks merupakan penyakit pembunuh perempuan nomer 1 di Indonesia dan kanker payudara/ovarium juga sama beresiko tingginya seperti kanker serviks. Kemungkinan bertahan hidup pasien kanker sebenarnya rendah. Dr. Aditya Wratsangka Sp.OG(K) hadir memberikan kami informasi tentang beragam deteksi dini yang bisa dilakukan. Setiap pemeriksaan deteksi dini memiliki tingkat akurasi masing-masing.
Deteksi dini kanker serviks atau kanker leher rahim bisa dilakukan dengan tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) di Puskesmas terdekat. Tes IVA adalah pemeriksaan servik dengan melihat langsung servik setelah memulas servik dengan larutan asam asetat 3 - 5 %. Cukup datang dan minta tes IVA yang nantinya akan diperiksa oleh bidan. Biaya tes IVA sangatlah murah.
Ada juga tes Pap Smear, prosedur pengambilan sampel sel dari leher rahim yang dites dengan kaca lab. Pap smear yang seperti itu termasuk pap smear konvensional. Tes pap smear ada metode baru yaitu thin prep yang hasilnya lebih efektif mendeteksi adanya sel kanker. Biasanya rumah sakit melayani pap smear konvensional saja untuk layanan BPJS. Pemeriksaan pap smear juga bisa dikombinasikan dengan tes HPV (human papillomavirus) untuk hasil yang lebih akurat.
Untuk deteksi dini kanker payudara bisa dilakukan sendiri dengan tes SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Meraba beberapa bagian untuk merasakan adanya benjolan atau tidak di payudara. Pemeriksaan lebih lanjut melalui tes mammografi, dengan melakukan rontgen pada bagian payudara saja.
Dengar-dengar dari yang sudah pernah melakukan tes mammografi, prosesnya cukup menyakitkan. Tapi demi sebuah deteksi memang harus dilakukan.
Selain kanker serviks dan payudara, ada juga kanker ovarium. Mindset dokter yang masih menganggap benjolan atau sakit bukan kanker terkadang menghalangi deteksi atau pemeriksaan lebih lanjut. Ini yang terjadi pada kakak iparku, dua kali konsultasi dokter hanya didiagnosa lambung akut (maag) padahal kondisi perut kakak ipar sudah membesar dan mengeras sebelah.
Awalnya kakak ipar pasrah saja tetapi aku sempat bersikeras untuk cari opini dokter lain sampai akhirnya dinyatakan tumor hingga menjadi kanker ovarium. Dukungan keluarga sangat penting untuk psikis pasien, menemani dari awal pemeriksaan hingga selalu berusaha ceria di depan pasien agar pasien tidak terlarut dalam kesedihan.
Gejala kanker secara umum yang harus diwaspadai dan jangan ragu lakukan pemeriksaan khususnya cek darah tumor marker CA 125 untuk mendeteksi adanya kanker atau tidak:
- Adanya bengkak atau benjolan pada bagian tubuh baik luar/dalam
- Berubahnya waktu buang air
- Suara serak dan batuk yang tidak kunjung sembuh
- Darah atau lendir yang abnormal
- Tahi lalat yang membesar dan terus tumbuh
- Luka hingga koreng yang tidak sembuh