Lihat ke Halaman Asli

Reshafa Arta

MAHASISWA UIN MALANG

Culture Shock dan Produktivitas Seorang Mahasantri

Diperbarui: 12 November 2022   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MSAA merupakan singkatan dari Ma'had Sunan Ampel Al Aly yang bertempat di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Di universitas itu, seorang mahasiswa baru wajib menetap selama satu tahun di asrama MSAA. Dan saya berkesempatan untuk menjadi salah satu bagian dari sekitar kurang lebih empat ribu mahasiswa baru di UIN Malang. Pada awalnya saya masuk UIN Malang karena ingin merasakan pondok. Sebagai orang yang tidak pernah mondok, saya mengalami culture shock karena kegiatan yang begitu padat mulai dari ospek dan kegiatan ma'had yang terkadang berbenturan. Setelah selama 2 minggu ospek dilanjut perkuliahan regular dan kegiatan mahad seperti taklim sampai pkpba yang membuat saya bingung untuk mengatur waktu serta jam istirahat karena terlalu padat. Namun seiring berjalannya waktu, saya mulai terbiasa dan mulai enjoy dengan semuanya. Intinya, disana kita harus pintar-pintar memanajemen waktu. 

Disini saya sadar bahwa banyak yang tidak saya ketahui tentang ilmu-ilmu Islam yang tidak dipelajari dan di dalami di sekolah formal. Saya juga sempat homesick alias kangen rumah sampai memimpikan ibu saya, padahal rumah saya tidak jauh dari kampus namun harus menempuh perjalanan selama kurang lebih sekitar setengah jam jika naik sepeda motor. Saya terbiasa tidur sendirian dirumah dan juga nolep, akan tetapi setelah di ma'had saya bertemu banyak orang dan di dalam asrama saya harus banyak berinteraksi dengan sepuluh orang di kamar dengan berbagai karakter yang mereka miliki. Mereka sangat baik dan mau memberitahu saya tentang hal yang tidak saya ketahui sebelumnya saat saya menanyakan sesuatu pada mereka. Saya juga sering berpikiran untuk boyong waktu dulu karena merasa tidak sanggup berada disini. Namun alhamdulillah banyak teman yang se-frekuensi sehingga mau tidak mau saya harus betah dan saya juga tidak boleh egois karena ini merupakan pilihan saya sejak awal dan ibu dan ayah saya menguliahkan saya disini juga butuh perjuangan. 

Mungkin yang orang luar pikirkan adalah ma'hadnya yang riweh dan melelahkan, namun di balik itu semua saya yakin pasti bermanfaat bagi saya baik di hari ini maupun di kemudian hari. Berada di ma'had UIN malang juga membuat saya menjadi orang yang lebih produktif daripada di rumah. Karena selain mengerjakan tugas, saya harus mengikuti rangkaian kegiatan baik di ma'had maupun di perkuliahan dengan baik. Saat ini, saya sudah bukan lagi menjadi seorang santri namun menjadi seorang mahasantri. Mahasantri merupakan mahasiswa yang menimba ilmu dengan tinggal di pondok selain melakukan kegiatan perkuliahan. Jadi, mahasantri dan santri tidak jauh berbeda, hanya pendidikan yang ditempuh saja yang berbeda. 

Saya sangat salut dan respect terhadap santri karena mereka sangat mengedepankan dalam menghormati guru serta kesopanannya. Di ma'had saya juga mendapatkan pelajaran seperti kitab fiqih serta membaca Al-Quran yang benar yang diajarkan langsung oleh ustadz serta ustadzah. Menjadi seorang mahasantri juga membuat saya yang tadinya bermalas-malasan tapi dipaksa untuk mandiri dan bertanggung jawab terhadap diri saya sendiri. Karena kalau bukan diri ini yang bertanggung jawab mau siapa lagi?. 

Setelah dipikir-pikir ini adalah kali pertama saya jauh dari keluarga, orangtua dan teman-teman saya. Meski pada awalnya terasa berat, lambat laun dengan pengalaman dan waktu saya dapat beradaptasi di lingkungan yang asing bagi saya sebelumnya. Seperti pengalaman kemarin saat UIN Malang mengadakan majelis sholawat untuk memperingati HUT UIN Malang sekaligus maulid nabi Muhammad saw. Saya dan teman-teman di seluruh mabna atau asrama diwajibkan untuk menghadiri acara tersebut. Acara itu dihadiri oleh banyak orang dari luar UIN Malang termasuk ibu-ibu yang saya tidak tahu darimana mereka berasal. Dan juga ada tamu asal Lebanon yang bernama Sayyid Ibrahim Al Jaylani, beliau merupakan keturunan ke-28 Syech Abdul Qodir Al Jaylani. Pada saat naik ke atas panggung beliau membawa sebuah kotak yang ditutupi kain hijau bertuliskan arab, kotak tersebut seingat saya berisi beberapa batu dan juga beberapa helai rambut rasulullah saw. Saya sangat bersyukur dapat mencium kotak tersebut hingga tak terbendung air mata saya saat menciumnya. Saya rasa, saya tidak akan dapat pengalaman seperti ini jika saya tidak menjadi mahasantri dan berkuliah di UIN Malang. 

Mungkin memang melelahkan dengan kegiatan yang begitu banyak, tapi saya yakin bahwa lelah itu akan terbayar baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sebagai seorang mahasantri, saya juga diajarkan untuk disiplin, hal tersebutlah yang membuat kegiatan yang saya ikuti begitu padat. Saya juga pertama kali belajar bahasa arab saat pkpba, rasanya bingung saat melihat teman saya yang rata-rata alumni pondok atau madrasah aliyah atau madrasah diniyah bisa dengan baik mengerti bahasa arab, terkadang saya merasa bosan tapi saya lebih memilih seperti teori stoicism yaitu hal yang bisa kita kendalikan maka kita harus dapat mengendalikannya dengan baik serta hal yang tidak bisa kita kendalikan maka biarkan saja dan ikuti alurnya. Dalam hal ini berarti saya memasrahkan pada hal yang tidak bisa saya kendalikan seperti nilai ujian serta pengalaman plot twist yang terkadang tiba-tiba muncul tanpa dugaan dan peringatan, serta berusaha mengendalikan hal yang bisa dikendalikan misalnya bersungguh-sungguh dan tidak pantang menyerah dalam menuntut ilmu. 

Berada di lingkungan ma'had juga mengajarkan saya bahwa adab lebih diutamakan daripada ilmu. Saya sangat bersyukur diberi kesempatan mondok meski tidak lama karena hanya sekitar setahun, tapi kesempatan jadi santri merupakan hal yang patut dibanggakan sebab mengenal banyak sosok tauladan serta bekal kehidupan. Saya bangga menjadi salah satu bagian dari santri Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline