Kota Manado kembali menghadapi tantangan serius akibat pengelolaan sampah yang tidak optimal. TPA Sumompo, tempat pembuangan akhir utama kota, dilaporkan telah mencapai kapasitas maksimalnya. Timbunan sampah yang terus menumpuk tidak hanya menimbulkan masalah estetika, tetapi juga berpotensi mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat. Dampak Krisis Sampah Krisis sampah di Kota Manado memiliki dampak yang luas, baik terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat.
Berikut adalah beberapa dampak yang perlu diperhatikan:
Pencemaran Lingkungan:
Sampah yang tidak terkendali dapat mencemari tanah, air, dan udara.
Limbah organik yang terurai dapat menghasilkan gas metana yang berbahaya bagi atmosfer.
Bahaya Kesehatan:
Sampah yang menumpuk dapat menjadi tempat berkembangnya penyakit, seperti demam berdarah, malaria, dan diare.
Estetika Kota:
Tumpukan sampah yang terlihat di berbagai sudut kota dapat merusak keindahan dan citra kota.
Upaya Penanganan Untuk mengatasi krisis sampah di Kota Manado, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
Peningkatan kesadaran masyarakat:
Melalui kampanye edukasi, masyarakat dapat diajarkan tentang pentingnya mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah.
Pengelolaan sampah yang lebih baik:
Pemerintah perlu meningkatkan sistem pengumpulan dan pembuangan sampah, serta memperkuat regulasi terkait pengelolaan limbah.
Pengembangan infrastruktur:
Pembangunan fasilitas pengolahan sampah yang memadai dapat membantu mengurangi beban TPA Sumompo.
Solusi yang Mungkin Selain upaya-upaya di atas, ada beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan untuk mengatasi krisis sampah di Kota Manado:
Pengurangan sampah:
Masyarakat dapat mengurangi sampah dengan cara membeli produk yang lebih ramah lingkungan, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan mendaur ulang sampah yang dapat didaur ulang.
Pengomposan:
Sampah organik dapat dikomposkan menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanaman.