Hilal telah tampak. Pengumuman di media televisi telah di beritakan jika 1 Syawal itu jatuh di hari Ahad besok tanggal 24 Mei 2020.
Nuryati merenung sendiri, matanya nyalang menatap ponsel. Tadi baru saja dia menghubungi saudaranya di kampung, Nuryati perawan tua itu sudah hampir empat puluh tahun, orang tuanya sudah lama meninggal yang dia punya hanya Sabda Sepepunya yang barusan dia telepon.
Alhamdulilah panen di sana lancar, sudah ada kumpulan sorgum yang dipanen di bukit belakang desa. Tanah itu tanah peninggalan Orang tua Nuryati, tapi sekarang di rawat Sabto. Sabto baik punya istri cantik tapi tidak sombong. Lisna istrinya Sabdo teman mainnya sejak dulu dipengajian.
Tahun ini Nuryati tidak pulang, biasanya dia sudah dikampung menonton berita ruwtnya menentukan satu syawal. Tapi kini dia terpekur sendiri, Hanya dia yang ada dikamar ini, rumah kontrakannya di belakang perumahan BSD, jangan salah di balik dinding pembatas perumahan mewah masih bertengger banyak rumah warga kelas menengah.
Nuryati disini berdagang, biasanya dia buka kedai ketoprak dan kopi tapi bulan bulan ini pendapatannya berkurang tidak seperti biasanya.
"bu Nur ga pulang?" tanya Siska, seorang SPG Mall yang kebetulan tidak pulang kampung juga.
" enggak Neng Siska, kan gak bisa kemarin katanya bis yang ke kampung saja muter balik di hadang satpol pp " jawab Nuryati
" sedih ya Bu gak bisa pulang " kata Siska lagi sambil tiba tiba menangis.
" lah napa Neng nangis? " Tanya Nurhayati sambil merangkul Siska, mengusap bahunya perlahan.
" sedih aja Bu, biasanya lebaran pulang. ya klo pun dapat jadwal shift masih bisa kirim uang ke kampung." Isakan Siska tidak keras tapi tangisnya sudah reda, dia mulai mengunsap air matanya.
"lah saya kira Siska udah kerja lagi neng, soalnya di berita Mall udah buka"