Lihat ke Halaman Asli

Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebijakan Sebagai Pemimpin

Diperbarui: 10 Agustus 2024   02:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisuda Sekolah Menengah Kejuruan/Kanal Kalimantan

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri) Modul 3.1 Pengambilan Keutusan Berbasis Nilai-nilai Kebijakan Sebagai Seorang Pemimpin.

Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. 

Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani memiliki makna mendalam yang dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang selalu berpihak kepada murid.

Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita akan mewarnai setiap pengambilan keputusaan. tentu sangat berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan. Dalam pengambilan keputusan, kita mengenal ada tiga prinsip yang dapat kita ambil yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan kebajikan yang tertanam dalam diri dan mewarnai setiap pengambilan keputusaan karena itu sebagai pendidik, Karena itu sebagai pendidik kita seharusnya menanamkan nilai-nilai kebajikan

Tujuan dari pelaksanaan coaching adalah menggali potensi seorang guru supaya dapat menemukan solusi permasalahan dihadapinya secara mandiri. Melalui kegiatan coaching akan dihasilkan sebuah keputusan yang baik dan tepat yang tentunya berpihak pada murid. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep toaching TIRTA sangat ideal apaila dikombinasikan dengan sembilan langkah kense pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

Keterampilan pengelolaan sosial emosional bagi seorang guru adalah hal yang sangat penting dan akan sangat berpengaruh dalam pengambilan suatu keputusan Sebagai pemimpin pembelajaran seorang guru harus memiliki ketrampilan mengelola kompetensi sosial emosionalnya supaya dapat mengambil keputusan secara bijak. Seorang guru juga harus memiliki kesadaran diri yang baik dan penuh serta memiliki integritas dan tanggung jawab dalam memut salah terkait dilema etika sehingga tercipta ekosistem sekolah yang baik (wellbeing)

Sebagai seorang pendidik seringkali kita dihadapkan pada situasi permasalahan baik dilema etika maupun bujukan moral. Dengan nilai - nilai yang dianut seorang pendidik dapatlah menjadi pedoman untuk mengambil sebuah keputusan yang bijak melalui prinsip, paradigma, dan langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan sehingga membuat kita semakin menyadari perilaku yang benar dan perilaku yang salah, mana yang harus didahulukan, dihentikan maupun ditinggalkan keputusan yang diambil akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Jika nilai- nial yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan

Lingkungan yang baik tidak tercipta serta merta, tetapi dibangun secara berkesinambungan dan konsisten dengan adanya kolaborasi yang baik antar warga sekolah. Salah satunya dalam pengambilan keputusan yang melibatkan dan memperhatikan kepentingan murid. Dengan pengambilan keputusan yang bijak, berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma dan tepat tentunya akan sangat berpengaruh pada ekosistem belajar yang baik. Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya.

Untuk mewujudkan suatu perubahan tidaklah selalu berjalan mulus, adakalanya ada hambatan ataupun benturan kepentingan ada pro dan kontra. Budaya yang terbentuk (membudaya) sekian lama juga akan sangat berpengaruh pada pola pikir seseorang. Dilema etika pun sering terjadi, sehingga dibutuhkan kolaborasi, keterbukaan dan komunikasi vang baik untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline