Lihat ke Halaman Asli

Krisis Kepercayaan Dalam Politik Indonesia, Menjelang Pemilu 2024

Diperbarui: 4 Desember 2024   00:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kondisi politik di Indonesia saat ini sedang berada dalam fase yang sangat dinamis menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024. Pemilu yang dijadwalkan pada 24 Februari 2024 ini tidak hanya akan memilih presiden dan wakil presiden, tetapi juga anggota legislatif di tingkat pusat dan daerah. Dalam konteks ini, pertarungan politik semakin memanas dengan munculnya nama-nama kandidat yang telah dikenal luas oleh masyarakat, seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto. Ketiga tokoh ini menguasai sekitar 75% dukungan publik dalam survei terbaru, menunjukkan bahwa masyarakat mulai mengkonsolidasikan pilihan mereka.

   Menjelang pemilu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan bergerak positif, mencapai sekitar 5% pada tahun 2023. Daya konsumsi masyarakat yang meningkat sering kali menjadi pendorong utama dalam situasi ini. Stabilitas politik yang terjaga menjadi kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut. Namun, meskipun secara umum situasi politik terlihat stabil, tantangan dari konflik internal partai politik tetap ada. Misalnya, Partai Golkar mengalami perpecahan internal yang signifikan, mencerminkan bahwa meskipun ada stabilitas di permukaan, dinamika internal dapat mempengaruhi arah kebijakan ke depan.

   Rivalitas antara tokoh-tokoh politik seperti Jokowi dan Prabowo juga masih terasa hingga saat ini. Masyarakat terbelah antara dua kubu pendukung yang saling menyerang di media sosial. Dalam konteks ini, fenomena populisme pragmatis muncul sebagai strategi politik yang digunakan oleh para kandidat untuk menarik dukungan. Jokowi cenderung mengkritik pemerintahan sebelumnya, sementara Prabowo menyoroti kekurangan pemerintahan Jokowi saat ini. Hal ini menciptakan polarisasi yang mendalam di masyarakat.

    Dalam pandangan saya, keberhasilan pemilu mendatang tidak hanya ditentukan oleh siapa yang terpilih sebagai presiden atau anggota legislatif, tetapi juga oleh seberapa baik para kandidat dapat merespons kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Keterlibatan aktif masyarakat dalam proses politik sangat penting untuk memastikan bahwa suara rakyat didengar dan diperhatikan. Jika elit politik dapat mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan, maka stabilitas dan kemajuan Indonesia di masa depan akan lebih terjamin. Namun, tantangan besar tetap ada. Isu-isu seperti politik uang dan penyalahgunaan kekuasaan masih menjadi masalah serius yang harus dihadapi. Survei menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang menganggap praktik politik uang sebagai hal yang wajar. Ini menunjukkan adanya penurunan kepercayaan terhadap integritas proses pemilu dan partai politik. Secara keseluruhan, menjelang pemilu 2024, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga demokrasi yang sehat dan responsif. Masyarakat harus tetap kritis dan aktif dalam mengawasi proses pemilu untuk memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar mencerminkan kehendak rakyat. Dengan demikian, harapan untuk masa depan politik Indonesia yang lebih baik masih bisa tercapai jika semua pihak berkomitmen untuk menjaga prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline