Lihat ke Halaman Asli

Reza Pahlevi

Laki-Laki

Terus Yakin

Diperbarui: 20 September 2021   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Perusahaan yang tidak lagi memikirkan kemanusiaan, memperlakukan karyawan seperti robot, sabtu dan minggu harus masuk. Perusahaan haus laba, terus memeras keringat kerja para buruhnya. 

Saat ini lembur masih dibayar, namun kadangkala perusahaan kerap mengancam lembur tidak akan dibayar. Saya tidak punya kesempatan, bahkan untuk mengurus mobil saya yang sedang kurang sehat ini, saya musti ke bengkel.

Celaka saya punya hutang yang tidak sedikit, baki debet masih 200 jutaan. Hutang tersebut dulu saya belikan rumah yang saya tempati sekarang ini. Alhamdulillah tiap bulan masih bisa bayar cicilannya. 

Namun lama kelamaan saya semakin jenuh dan terasa berat. Kedepan tantangan bisnis di perusahaan tiap tahun semakin menantang dan berat. Hutang saya kurang lebih masih 11 tahun lagi. Baru setahun lebih berjalan saya merasa sudah enggap-enggap.

Saya berdoa memohon agar bisa segera terlepas dari hutang ini, berusaha agar tidak sampai 11 tahun bisa segera lunas, selekas mungkin. 

Kalau sudah beres ini hutang saya berniat ingin mengundurkan diri dari perusahaan ini, sudah tidak manusiawi lagi perusahaan ini. Keadaan ini membuat mandek ide-ide saya. 

Bila saja besok saya dapat rejeki buat menutup hutang saya, dan saya segera memutuskan untuk resign, lalu pekerjaan apa yang akan saya lakukan?

Saya sadar pastinya akan banyak ujian yang akan menimpa saya. Saya ingin menjadi freelancer design grafis atau penulis lepas. Namun skill yang saya miliki sebagai desain grafis masih pas-pasan apalagi skill menulis saya juga berantakan.

Lantas apakah saya ragu-ragu untuk resign. Jelas tidak, justru kalau resign, saya akan lebih fokus untuk memulai belajarnya. Butuh pikiran dan suasana yang tenang. 

Pasti disela-sela waktu saya juga musti akan khawatir jika tidak ada pemasukan karena belajar mengasah skill. Sepahit-pahitnya nanti uang untuk makan, saya akan bekerja di toko punya adik saya. Jadi apa aja, sambil menyambung hidup, asal tidak terikat waktu. Karena saya mementingkan belajar saya, mengasah skill design grafis.

Saya yakin, nanti kalau sudah resign, pekerjaan lain juga ada jalannya, asal selalu ikhtiar dan konsisten. Bekerja dengan bidang yang kita senangi akan sangat menggembirakan, meskipun tidak ada kepastian disitu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline