Lihat ke Halaman Asli

Budaya dan Mentalitas

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kebudayaan tidak hanya terkait dengan yang berbentuk fisik dan norma, namun juga dapat berkaitan dengan mentalitas. Mentalitas sendiri merupakan bagian dari sistem nilai budaya, sistem nilai budaya memiliki fungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia, dapat dicontohkan seperti aturan-aturan khusus, hukum, dan norma-norma. Mentalitas ini berkembang juga dipengaruhi adanya nilai budaya, sehingga mentalitas yang baik juga dipengaruhi oleh nilai budaya yang baik pula. Mentalitas memiliki hubungan dengan sikap pada masing-masing individu, jadi setiap individu hendaknya melatih mentalitasnya masing-masing sehingga dapat bertahan dan dapat menjalani hidup yang serba bersaing ini.

Mentalitas di Negara Indonesia, kurang dapat berkembang karena ada beberapa hal yang mempengaruhi antara lain, sifat mentalitas yang meremehkan mutu, selanjutnya sifat mentalitas yang suka menerabas, hal terpenting kelemahannya terfokus pada sifat tak percaya diri sendiri. Untuk yang pertama adalah mentalitas yang meremehkan mutu, maksudnya adalah apabila sudah dapat menghasilkan barang atau jasa orang Indonesia mutu bukan nomor pertama, tetapi dapat nomor dua bahkan tiga. Selanjutnya berkaitan mentalitas orang Indonesia yang suka menerabas, mentalitas yang seperti ini tidak mempertimbangkan dampak negatifnya dari suatu perbuatan, mentalitas seperti ini juga dapat disebut sebagai mentalitas yang menyukai atau mencari jalan paling gampang.

Kebudayaan juga berkaitan dengan dengan proses pembangunan mentalitas, ternyata mentalitas juga berkaitan erat dengan proses pembangunan di Negara ini. Dengan mentalitas tersebut dapat membuat Negara akan berkembang dengan baik, karena mentalitas yang baik yang ditanamkan sejak dini, namun mentalitas tersebut masih ada kendala yaitu mentalitas orang Indonesia yang masih percaya dengan namanya nasib. Nasib tersebut berupa, menerima segala sesuatunya dengan pasrah dan semua kembali kepada Tuhan, namun nasib tersebut menjadi salah satu juga kendala dalam mentalitas pembangunan, karena dengan pasrah kepada nasib maka pembangunan di Negara kita tidak dapat berkembang, karena nasib dapat diubah yang diawali dari kemauan dari dalam diri kita sendiri.

Sumber

Koentjaraningrat. 2004. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline