Lihat ke Halaman Asli

Rendy Yogaswara

seniman, musisi dan penulis

Ada Apa dengan Politik Kita?

Diperbarui: 19 Januari 2024   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hiruk pikuk keramaian reklame kampanye mewarnai jalanan di nusantara tercinta ini menyambut pesta rakyat yang akan diselenggarakan pada hari rabu tanggal 14 februari 2024, dengan waktu yang tinggal kurang lebih 27 hari menuju pemilihan Capres dan Cawapres kondisi politik semakin memanas ketika pasca debat capres yang ketiga, hingga banyak video pansos di Media Sosial atau sosmed para tim pemenangan bahkan hingga para Buzzer menyuarakan berbagai isu dan gimik ke publik tentang Paslon yang didukungnya dan saling menjatuhkan atau menjelekan citra lawannya dengan mengangkat tema apa saja yang bisa dijadikan suatu bahan buzzer untuk mencerca dan mencari panggung.

Marak video potongan yang terkadang tidak sesuai dengan kenyataan (Hoax) demi melancarkan segala cara untuk mendapatkan suara atau simpatisan dari masyarakat, begitu banyak trik dan intrik dilakukan dari mulai pilpres lima tahun lalu (2019) yang begitu memanas hingga terbelah menjadi dua kubu dan kini masih terbawa di pilpres tahun ini (2024) meskipun sekarang dengan adanya tiga paslon sedikit meredam karena terbelah menjadi tiga pendukung, namun tidak sedikit pula antar buzzer yang satu dengan yang lain saling mengolok-olok dan merasa paslon pilihannya lah yang paling benar dan tepat untuk menjadi RI 1.

Kesimpulannya masyarakat kini mulai melek politik, belajar dari pengalaman sebelumnya dan meskipun tidak bisa dipungkiri memang masih ada beberapa kelompok fanatisme terhadap salah satu paslon pilihannya sampai melakukan segala cara, padahal perilaku seseorang ketika orang itu sudah suka terhadap sesuatu (orang/individu) mereka akan tetap suka meskipun dijelekan atau diberi pandangan buruk, begitu juga sebaliknya jika sudah tidak menyukai atau tidak suka terhadap sesuatu (orang/individu) meskipun diberi pemahaman tentang baiknya atau kebenaran orang tersebut tetap akan menolak dan tetap tidak suka, jadi tidak terlalu berpengaruh terhadap pilihan masing-masing karena mempunyai pendapat dan pandangan politiknya sendiri-sendiri sesuai karakter individu tersebut, lebih baik saling menghargai perbedaan saja karena kita Bhineka Tunggal Ika..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline