(Anti Hoax Sang Pendidik)
Dengan semakin majunya peradaban manusia dibidang teknologi semakin banyak aktifitas yang dilakukan, diantaranya ada yang melakukan untuk tujuan pemenuhan kebutuhan hidup atau sekedar mencari sensasi atau popularitas. Salah satunya penyebaran berita hoax (palsu/bohong) melalui media internet atau online yang sedang marak, isu-isu yang diangkat hanya untuk mengkomersilkan suatu berita yang tidak pasti kebenarannya dengan tujuan menjatuhkan suatu produk atau merk tertentu agar masyarakat berangggapan berita itu benar, bahkan hampir setiap kejadian dijadikan bahan untuk pembuat dan penyebar berita hoax seperti halnya berita hoax minuman serbuk yang memiliki kandungan berbahaya dan hoax vaksin menyebabkan autis serta lain sebagainya, Akibat penyebaran berita hoax tersebut ternyata telah memberikan dampak negatif terhadap kehidupan manusia pada umumnya terutama bagi pengguna baru atau awam dimedia sosial.
Untuk mengetahui berita hoax menurut David Harley dalam bukunya commonhoaxes and Chain Letters(2008), ada beberapa hal praktis untuk mengidentifikasi hoax secara umum diantaranya informasi hoax biasanya memiliki karakteristik surat berantai dengan menyertakan kalimat seperti "sebarkan ini kesemua orang yang anda tahu, jika tidak, sesuatu yang tidak disenangi akan terjadi". Kemudian informasi hoax biasanya tidak menyertakan tanggal kejadian yang realistis misalnya "kemarin" atau "dikeluarkan oleh.." pernyataan-pernyataan yang tidak menunjukan sebuah kejelasan.
Sebagai pembaca atau pengguna media sosial harus pandai mengidentifikasi berita-berita hoax dan mencegah agar tidak langsung membagikan berita tersebut ke orang lain, karena dampak negatif dari berita hoax tersebut dapat merusak generasi penerus bangsa untuk masa depan yang lebih baik diantaranya merugikan suatu pihak tertentu, menyebarkan informasi yang salah atau bahkan bersifat provokatif, menyebarkan fitnah atau kebencian terhadap suatu hal, memberikan reputasi buruk terhadap seseorang atau sesuatu.
Berawal dari diri sendiri, keluarga, saudara, teman dan lingkungan sekitar untuk tidak langsung membagikan berita yang diterima secara mentah-mentah, itu wujud pencegahan dan memerangi berita hoax disekitar kita dengan cara mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu bisa dengan menggunakan internet (browsing) telusuri lebih dalam sumber berita pastikan sumber yang dibaca terpercaya agar dapat mengetahui apakah berita tersebut benar atau tidak, jika terdapat foto atau video pertimbangkan fotonya.
Berita hoax seringkali memanipulasi foto atau bahkan menggunakan foto atau video asli tetapi untuk bahan berita yang salah atau bukan kejadian semestinya, jadi bisa kita telusuri konteks foto atau video tersebut untuk mengetahui kebenarannya dan amati tautan yang memiliki nama menyerupai sumber-sumber berita populer, lebih akurat lagi bisa juga menanyakan berita tersebut kepada orang yang dianggap mengetahui sesuai dengan berita tersebut contoh masalah berita kesehatan bisa langsung ditanyakan atau konsultasi kebenarannya ke dokter atau ahli kesehatan sesuai bidangnya.
Begitu banyak hal yang terjadi belakangan ini isu-isu yang diangkat menjadi bahan berita hoax untuk ajang mengadu domba atau sekedar mencari popularitas bahkan hanya sekedar iseng dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, miris jika hal ini menjadi wabah yang tidak segera ditanggulangi di era modernisasi seperti sekarang ini, sebagai warga indonesia yang baik harus giat dalam memerangi hoax, minimal dengan memilah berita yang diterima dan tidak langsung membagikan ke teman, saudara atau rekan jika belum diketahui kebenaran berita tersebut. Masa depan bangsa ada ditangan kita bersama jadi katakan ANTI HOAX dan tolak penyebaran berita hoax dengan tidak membantu membagikan berita hoax tersebut.
(Pengalaman pribadi penulis) saya pernah menegur teman di grup salah satu media sosial yang membagikan berita hoax dengan menanyakan kebenarannya serta sumber berita tersebut dari mana asalnya, karena menurut saya sangat meresahkan dan bersifat provokatif dan merugikan salah satu produk namun tindakan itu mengakibatkan sedikit singgungan dengan teman tersebut namun dengan cara memberikan pemahaman, pengertian dan sumber-sumber yang akurat terhadap teman tersebut akhirnya bisa memahami dan mengerti bahwasanya berita tersebut hoax/palsu dan memintanya untuk tidak menyebarkan secara langsung berita yang diterima sebelum diketahui kebenarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H