Lihat ke Halaman Asli

Meninggal Muda, Kenapa?

Diperbarui: 29 Desember 2017   04:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

relatably.com

Akhir-akhir ini saya cukup sering mendapatkan dan membaca berita duka orang-orang yang meninggal dalam usia yang relatif muda, di bawah 40 tahun. Apa Anda juga sering mendengar hal yang sama? Dari banyaknya ucapan belasungkawa yang diberikan pasti terselip kepo,

"Meninggal karena apa?"

"Katanya sih tumor otak. Duh ga nyangka padahal masih muda"

"iya, keliatannya baik-baik aja ga tau kalo lagi memendam sakit parah"

Ini dialog yang pernah saya baca di sebuah postingan belasungkawa atas meninggalnya seseorang yang mereka anggap seperti tidak punya masalah malah terlihat selalu ceria.

Bagi kebanyakan orang kematian adalah sesuatu yang menakutkan bahkan membicarakannya saja bisa merusak selera, selera makan atau juga selera obrolan. Padahal sejatinya semua yang bernyawa akan mati namun mungkin usia dan caranya saja yang berbeda.

Meninggal dunia yang ingin saya tulis di sini bukan meninggal dalam keadaan yang tidak wajar seperti pembunuhan atau bunuh diri melainkan penyakit. Eits bukan pula aneka penyakit akibat gaya hidup seperti LGBT yang sedang gandrung sekali dibahas di berbagai media sosial.

Ada yang meninggal masih berstatus single alias belum pernah menikah karena konon katanya orang-orang yang belum menikah rentan mengalami kesepian dan berujung pada depresi atau komplikasi penyakit hehee... Apakah ada semacam riset atau minimal kajian ilmiah yang membahas ini? Mbuh.

Ada pula yang saya dapati mereka yang meninggal dalam usia produktif ini adalah mereka yang sudah menikah. "Aduh kesian sekali masih muda. Anak-anaknya masih kecil udah yatim/piatu." Begitulah komentar yang sering saya dengar. 

Terlepas dari status masih lajang atau sudah menikah, meninggal karena penyakit bisa menyerang siapa saja. Dalam beberapa artikel atau kisah nyata riwayat orang dengan penyakit berat ada yang disebabkan oleh emosi negatif yang tidak terselesaikan, tidak dikeluarkan, kepedihan, kebencian yang mendalam, kemarahan yang tertahan, dendam lama serta menyalahkan dan menyangsikan keberadaan Tuhan. 

Energi negatif yang berlebihan ini  bisa jadi menimbulkan penyakit, diperparah dengan gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat menjadikannya kombinasi yang pas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline