Di dalam keluarga terdiri orang tua (ayah dan ibu) dan anak, inilah yang di sebuat keluarga inti. Jika membahas keluarga pasti mengharapkan keluarga hidup dalam kedamaian, ketentraman. Suatu pemikiran idealismenya seperti itu. Kemudian kalau tidak ideliasme maka yang terjadi yang yang sebaliknya seperti perpecahan keluarga (broken home).
Ini masih terjadi dan terdengar di kalangan masyarakat baik itu orang yang sudah percaya kepada Allah ataupun yang belum. Bisa saja terjadi memiliki kartu identitsas tertera yang namanya "agama" tetapi secara kenyataan hidup tidak mencermin dengan yang dianutnya. Oleh sebab itu izinkan saya mengkaji menurut Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat Efesus.
Efesus 6:1-9 yang tertulis demikian:
1) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. 2) Hormatilah ayahmu dan ibumu --- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: 3) supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. 4) Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. 5) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus, 6) jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, 7) dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia. 8) Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan. 9) Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman. Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di sorga dan Ia tidak memandang muka.
Yang menjadi pertanyananya adalah siapa yang tidak suka hidup rukun? Siapa yang tidak ingin hidup dalam kerukunan. Tentunya tidak ada keluarga yang mau hidup dalam perselisihan, hidup dalam ketegangan, hidup dalam pertikaian atau tidak akur satu dengan yang lain. Hal ini Paulus memberikan nasihat kepada kepada Jemaat Esfesus.
Pokok permasalahanya di jemaat itu ada keluarga yang tidak rukun oleh sebab itu Rasul Paulus menasihati dan mengingatkan kembali Firman Allah yang disampaikan kepada Nabi Musa mengenai Sepuluh Perintah (10th Commandment) di atas Gunung Sinai yang tercatat dalam Keluaran 20:12 yang berbunyi, "hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu, kepadamu". Kemudian Rasul Palulus mengingatkan kembali bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di sorga dan Ia tidak memandang muka (Efesus 6:9).
Bagaimanakah Rahasia Hidup Rukun Dalam Keluarga?
Cara Padang Allah Memandag (God's view).
Cara pada Allah (God's view) Allah memandang dengan cara yang berbeda bukan seperti padangan dunia (word View). Oleh sebab itu mari kita melihat cara pandang Tuhan kepada mansuia (termasuk keluarga didalamnya) Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, ... (Yesaya 43:4),
Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu berharga dari pada banyak burung pipit (Mat 10:31), Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? (Matius 12:12)
Cara pandang seperti inilah yang mendasari keluarga bisa memperoleh hidup yang rukun dan tentram. Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang serta Maha Adil mempunyai cara padang terhadap semua manusia bahwa manusia itu sangat berharga, dikasihi, oleh sebab itu kita sebagai manusia juga meninggalkan cara padang yang salah terhadap sesamanya.
Bagaimanakah Rahasia Hidup Rukun Dalam Keluarga?
Orang Tua yang mempunyai cara padang seperti Allah.
(Parents who have a God's perspective)
Keluarga yang mempunyai cara padang seperti cara Allah memandang (God's view) dalam kehidupannya mencerminkan dan mengaplikasikan/menerapkan kepada orang-orang yang ada disekitarnya. Mengasihi Tuhan sudah pasti juga mengasihi seisi rumahnya, termasuk istri dan anaknya. Termasuk setiap orang yang bekerja dalam rumah itu.