Lihat ke Halaman Asli

Hedonisme DPR dan Tere?

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Survei yang menempatkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai institusi paling korup dinegeri ini membuat kita miris. Survei yang dirilis oleh Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) dengan melibatkan 2.192 responden ini memosisikan DPR sebagai institusi paling terdepan dalam hal korupsi dengan porsentase 47 %.

Di bawah DPR ada Direktorat Jendral Pajak (21,4%), Kepolisian (11, 3%), Partai Politik (3,9%) dan Kejaksaan Agung (3,6%). Survei ini kian memperlihatkan bahwa DPR bukan lagi mewakili rakyat yang hidup sederhana dan penuh keperihatinan dipelbagai pelosok negeri. Tapi DPR adalah tempat bersarangnya kaum hedonis yang berfoya-foya dengan segala bentuk kenikmatan ditengah penderitaan rakyat.

Hedonisme DPR ini sungguh menohok kesadaran (akal budi dan nurani) kolektif bangsa ini. Betapa tidak, DPR dikooptasi oleh daulat uang. Apapun yang dibahas oleh DPR akan menjadi sebuah keputusan politik ketika kedaulatan mereka tunduk didepan uang. Uang menjadi Tuan para anggota legislative terhormat ini.

Memang harus kita akui masih banyak—bahkan lebih banyak—anggota dewan yang punya martabat dan integritas, tapi semuanya ditutup oleh “perilaku hitam” yang sudah tersistematika dilembaga terhormat ini.

Mundurnya Tere, anggota DPR Demokrat dari Senayan merupakan legitimasi bahwa masih banyak orang baik di gedung parlemen. Tapi kebaikan mereka boleh jadi tersungkur oleh system jahat yang diorganisir oleh para mafia di Senayan. Perempuan bernama lengkap Theresia Ebenna Ezeria Pardede ini memilih mengundurkan diri dari DPR dengan alasan untuk kosentrasi mengurusi Ayah-nya yang sakit.

Sikap Tere ini patut kita apresiasi ditengah mengguritanya hedonisme anggota dewan terhormat ini. Bayangkan, sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK tapi tak mengundurkan diri. Malah dengan pelbagai dalil dan argumentasi dikemukakan untuk menjustifikasi tindakan tak bermartabat tersebut.

Yang lain juga setali tiga uang, dimana tindakan tak bermoral (video porno) tidak membuat mereka malu. Justru dengan percaya diri melakukan pembelaan tanpa sedikit pun merasa bersalah. DPR memang betul-betul menikmati hedonismenya ini. Bahkan ada anggota DPR yang paling senang menikmati kebingungan dan kegalauan rakyat dengan pernyataan-pernyataanya yang ngawur dan tak berbobot.

Sikap elite politik model Theresia Pardede ini perlu dipupuk dinegeri ini, ditengah hedonisme yang kian menemukan lahan suburnya di DPR dan partai-partai politik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline