Lihat ke Halaman Asli

REPAN EFENDI

Ki Purbo

Baju Baru

Diperbarui: 14 Mei 2020   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Siang kemarin saya sekeluarga pergi ke pasar untuk menjual hasil bumi. Disamping itu, karena lebaran sudah semakin dekat, istri berniat membelikan pakaian baru anak-anak. Bapaknya anak belum dipikirkan rupanya....Karena pasar sudah ramai, kondisi di toko pakaian juga sangat ramai. 

Istri memilih pakaian dengan anak-anak sampai berhimpit-himpitan dengan banyak orang. Kondisi itu mengingatkan saya di masa kanak-kanak dulu.

Sejak saya masih kanak-kanak, kalau belum membeli baju baru, sepertinya lebaran kurang lengkap. Alangkah senangnya masa itu ketika diajak emak ke pasar untuk dibelikan pakaian baru. Dengan naik kendaraan taxi Pic Up yang sesak penumpang, sungguh membahagiakan. 

Suasana panas dan berjubel di pasar tidak menjadi masalah waktu itu. Bahkan menjadi kenangan indah yang tidak terlupakan. Dan memang sudah menjadi tradisi bahwa lebaran harus memakai baju baru. Apalagi kebiasaan masyarakat di kampung, membeli baju baru memang hanya menjelang lebaran.

Tentang tradisi baju baru saat lebaran, mungkin kita menganggap  hanya kebiasaan. Ternyata, ada sejarahnya. Orang-orang dulu sudah melakukan hal ini. Di Indonesia tradisi ini sudah ada sejak lama(Sejarah Nasional Indonesia : Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto).

Tradisi ini awal mulanya ada di daerah kesultanan Banten. Kerajaan Banten, memang sangat erat dengan nafas Islam. Bahkan pada waktu itu untuk menyemarakkan datangnya hari raya Ied, warga berbondong-bondong mencari baju baru. 

Untuk yang punya uang bisa tinggal beli di pasar. Namun untuk yang tidak punya duit, maka mereka harus menjahit dulu bajunya. Oleh karenanya, waktu itu banyak petani yang tiba-tiba alih profesi menjadi penjahit waktu lebaran datang.

Ternyata waktu itu di kerajaan Yogyakarta, warga yang mayoritas muslim melakukan tradisi yang serupa. Terutama saat hari-hari terakhir bulan Ramadan, semua orang bersiap menyambut datangnya lebaran dengan baju baru. Setelah lebaran semakin dekat, malam takbiran diiringi cahaya obor di sana sini. Sejak saat itulah muncul pula tradisi takbiran keliling yang mirip dengan yang sekarang.

Sampai sekarang, memakai baju baru lebaran tetap menjadi kebiasaan kaum muslimin Indonesia, bahkan seakan menjadi kewajiban baginya. Ternyata memakai baju baru diwaktu lebaran ada anjuran dari Rosulullah SAW.

: ... (

Artinya, "Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali RA, ia berkata, 'Rasulullah SAW telah memerintahkan kami pada dua hari raya agar memakai pakaian terbaik yang kami temukan,'" (HR Al-Baihaqi dan Al-Hakim).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline