Lihat ke Halaman Asli

Repa Kustipia

TERVERIFIKASI

Gastronomist (Gastronome)

Pesan Orang Desa untuk Orang Kota: Sempatkan Bertani!

Diperbarui: 6 Juli 2023   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: dokumentasi pribadi 

Bagaimana harga pangan hari ini? 

Pertanyaan ini akan terlintas ketika hidup ini sudah mencapai menanggung biaya mandiri dan tanggungan kehidupan lainnya yang dibebankan pada dirinya di mana finansialnya terbagi-bagi dalam setiap prioritas dan kebutuhan, tentunya kebutuhan paling dasar itu ya pangan. 

Bahkan manusia purba berburu pun ya untuk makan disisi lain untuk perlindungan dan ketahanan, tapi yang utama itu pasti aktivitas konsumsi. Apalagi masa kini di mana manusia sudah pada tahap meningkatkan kreativitas karena kecerdasannya, ditambah mereka memiliki banyak pilihan dan kesempatan ingin hidup seperti apa yang diterjemahkan melalui ekspektasi, harapan, proyeksi, bahkan melibatkan dirinya dalam banyak sektor. 

Namun ketika waktu menunjukkan waktu istirahat, katakanlah pukul 10.00 atau pukul 12.00 siang kegiatan pekerjaan pun terhenti untuk istirahat yang diantaranya hadir istilah ishoma (istirahat, sholat (hal ini muncul dari mayoritas pekerja yang beragama islam untuk melakukan sholat dzuhur) dan makan). 

Setelah mengunjungi laman hargapangan.id, untuk mengecek bagaimana harga pangan hari ini menurut survei bahwa harga komoditas pangan yang melonjak naik ada pada bawang putih ukuran sedang dan gula pasir lokal.

Sedangkan harga normal ada pada komoditas beras kualitas super, telur ayam ras segar, minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan, dan gula pasir kualitas premium.

Harga yang turun dari biasanya berada pada komoditas cabai (rawit, merah, dan hijau). Ini baru beberapa komoditas pangan saja. Sedangkan seorang individu membutuhkan beragam pangan. Dan harga pangan akan menentukan kualitas isi piring. 

Jadi, jika masih ada promotor kesehatan yang terus meneriakkan sosialisasi makan makanan seimbang, mereka lupa dengan keadaan akses pangan melalui harga pangan, yang bisa saja bagi seorang individu itu kemahalan atau bagi beberapa orang yang mengolah komoditas ini untuk bahan jualan yang diolah terasa berat karena ditekan oleh harga jual dan bisa saja ada harga sewa tempat dan logistik yang kadang jarang digabungkan untuk harga jual. 

Hal ini menjadi kontemplasi bersama bahwa benar adanya jika pangan murah itu haruslah suatu keharusan, karena akan menjadi beban tersendiri untuk Indonesia yang selalu menggunakan kalimat:

Negara agraris (jika ya, pangan berlimpah bahkan menjadi eksportir setelah bangsanya kenyang), negara megabiodiversitas (saking terurusnya dengan bijak, maka Indonesia harusnya bisa menjadi pusat penyeimbang rantai makanan sesungguhnya karena spesiesnya beragam dan habitatnya terjaga serta tidak ada konflik satwa liar dengan manusia), negara kedatuan maritim Kerajaan Sriwijaya (di mana kejayaan maritim nusantara bisa mendobrak pasokan-pasokan ikan-ikan terbaik dari laut ujung Sabang sampai Merauke karena nelayan-nelayan yang hebat dengan hasil tangkap berkualitas), negara kaya akan budaya (isinya adalah manusia-manusia berkualitas yang ahli dalam melestarikan melalui kreativitas sumber daya dan memberikan dampak perilaku menakjubkan berdampak solutif dan tidak merusaknya dari perilaku-perilaku menyimpang). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline