Lihat ke Halaman Asli

Repa Kustipia

TERVERIFIKASI

Gastronomist (Gastronome)

Ngabutik Kalapa: Keahlian Tradisional Mengupas Kelapa yang Sering Dilakukan Oleh Perempuan Sunda

Diperbarui: 12 Juni 2023   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : dokumentasi pribadi

Kebutuhan untuk komoditas kelapa, dimulai dari kelapa yang sudah tua digunakan untuk bahan baku kelapa parut yang menghasilkan santan walau sudah banyak beredar santan instan, namun untuk sajian makanan berkuah dan olahan daging berbumbu santan dadakan lebih diminati pembeli, selain rasanya lebih gurih, kematangan dan aromanya lebih harum dan menggugah selera, walaupun hanya dibuat sayur lodeh, tapi jika santannya bukan buatan atau awetan, menambah kenikmatan. 

Adapun kelapa muda dikenal dengan dewegan/dawegan/klamud (kelapa muda/degan) sering kali banyak diolah dengan campuran jeruk manis dan selasih untuk menikmatinya secara sederhana, atau dewegan murni (artinya air kelapa muda yang langsung dinikmati saja tanpa tambahan apapun), tambahan lainnya adalah gula aren dan kental manis. 

Ngabutik kalapa, adalah cara mengupas kelapa baik kelapa tua atau muda dengan menggunakan pisau atau bedog, biasanya dengan bedog lebih mudah dan cepat, keahlian ini biasanya dilakukan oleh laki-laki, namun ketika laki-laki tidak ada di rumah sedangkan perempuan harus mengolah masakan dan menikmati kelapa. 

Maka perempuan sunda pun mau tidak mau harus bisa dan ini tidak wajib, namun memang kesesuaian ekologis pedesaan mendukung akan keterampilan ngabutik kalapa ini, dengan membuang bagian kulit kelapanya dan meninggalkan batok kelapa utuh dengan isinya biasanya cara seperti ini bertujuan untuk meringankan kelapa jika didistribusikan dan dijual atau hanya ingin disimpan sehingga masih menggunakan kemasan aslinya. 

Dari keahlian tradisional manual inilah,maka ada renungan bahwa emansipasi (kbbi : persamaan hak dalam berbagai kehidupan) memang bisa selaras pada perbedaan peran, dari hal sederhana seperti ngabutik kalapa seperti ini saja sudah bisa melihat bahwa adanya kelenturan dalam kebebasan bertindak dimana hal ini seringkali diperkeruh dengan berbagai isu bahwa perempuan selalu terkungkung dalam batasan-batasan patriarki (kbbi : perilaku yang mengutamakan laki-laki daripada perempuan dalam masyarakat atau kelompok tertentu), nyatanya antara laki-laki dan perempuan dalam kenyataannya bisa saling berbagi peran bahkan menggantikan peran, hal yang tidak perlu diperdebatkan. 

Pernahkan mengupas kelapa sendiri ? atau maukan mencoba ngabutik kalapa ? 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline