Lihat ke Halaman Asli

Repa Kustipia

TERVERIFIKASI

Gastronomist (Gastronome)

Lalab: Raw Food dan Saladnya Orang Sunda yang Masih Eksis

Diperbarui: 9 Februari 2023   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: wikipedia

Gaya hidup yang paling sederhana dilihat dari hal yang paling sering, paling mudah, dan paling rutin dilakukan, apalagi kalau bukan makan. Karena jika mengingat kembali mata pelajaran Sekolah Dasar tahun 2000, ada mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau Ilmu Hayati yang menjelaskan tentang ciri makhluk hidup adalah : bernafas, makan, dan bergerak. 

Maka, kegiatan makan itu memiliki kompleksitas tersendiri dari mulai harganya, jenisnya atau komoditasnya, olahannya, bahkan cara menikmatinya. Orang sunda yang tinggal di Jawa Barat atau yang merantau dan memiliki warung nasi khas sunda pasti menyajikan segala macam jenis masakan dadakan, dan yang menjadi ciri khasnya adalah Lalab (lalapan, lalaban). 

Raw Food (Rawism, Raw Foodism, Makanan Mentah) sederhananya adalah konsumsi makanan mentah untuk mendapatkan gizi mikro baik dari sumber vitamin dan mineral seperti buah-buahan dan sayuran, atau dari protein nabati dan hewani. 

Menurut orang sunda sendiri Raw Food jika mendefinisikan makanan mentah, ya sudah pasti jawabannya adalah Lalab, karena hanya lalab sudah dibersihkan, disortir, dan siap disajikan dan siap santap beserta lauk-pauk lainnya sebagai pelengkap sajian menu. 

Contoh hidangan sunda yang tentunya dilengkapi lalapan adalah : Bakar Ikan, Bakar Ayam (memang sebutannya terbalik harusnya ayam bakar atau ikan bakar, begitulah menu yang sering dijumpai jika mampir ke saung sunda atau warung nasi). 

Lalab yang disajikan itu beragam seperti : mentimun, daun tespong, pohpohan, kenikir, surawung (kemangi), buncis, terong, kunyit, leunca, selada, daun dewa, antanan, jaat, daun kahitutan, kacang panjang, sintrong, cikur (kencur), dan masih banyak lagi sesuai lokasi orang sunda itu tinggal, karena memang sumber daya lalab itu kalau tidak dari pekarangan orang sunda dari pasar lokalnya. 

Asal-Usul Lalab 

sumber gambar: bukalapak.com

Memang tidak sedetil itu untuk menyatakan bahwa lalab adalah ciri khas komoditas pangan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat sunda, namun Sanghyang Siksa Kandang Karesian adalah teks didaktik, yang memberikan isi tentang pembaca aturan, resep, dan pelajaran agama dan moralistik bagi masyarakat sunda. 

Menurut Majalah Digital Historia, Sanghyang Siksa Kandang Karesian adalah Pedoman Masyarakat Sunda, dan memang penyebaran informasi dari zaman ke zaman (sesepuh orang sunda) selalu dilontarkan dari mulut ke mulut dengan metode dongeng atau cerita dan itu turun-temurun, dan minim sekali ditulis untuk sebuah dokumentasi, sehingga artefaknya minim. Namun bisa ditelusuri dari naskah-naskah kuno yang beredar. 

Lalab sendiri memang masuk pada segmen resep dari bagian tutuwuhan (tumbuhan) yang memang disarankan keberadaannya dekat dengan pemukiman sunda, maka dari itu ada pekarangan orang sunda yang isinya sumber pangan, tidak heran jika sajian lalab akan selalu terhidang. Dan jika dikategorikan jenis diet makanan mentah, memang sudah sejak abad ke-16 semenjak Kerajaan Sunda Eksis rupa-rupa tumbuhan sumber pangan menjadi sumber konsumsi selain hewani (daging). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline