sumber gambar : istockphoto.com/agriculture
Apa yang terlintas ketika mendengar "Revolusi Hijau" di Indonesia ? Pasti akan mengarah pada orde baru. Lupakan sejenak karena itu akan mengarah pada pembahasan politik di Indonesia masa kini nantinya, namun jika menelusuri siapa di balik ide revolusi hijau dunia dimana orang ini mendapat penghargaan bergengsi setingkat Nobel.
Penghargaan ini diperuntukkan bagi orang atau lembaga yang melakukan penelitian yang luar biasa, menemukan teknik atau peralatan yang baru, atau telah melakukan kontribusi luar biasa kepada masyarakat. Mari garis bawahi kata yang menakjubkan adalah : Penelitian luar biasa. Artinya Revolusi hijau memberikan dampak secara positif dan negatif yang luar biasa. Dialah :
Norman Ernest Borlaug yang dikenal sebagai Bapak Revolusi Hijau Dunia.
Perkenalkan inilah Norman Ernest Borlaug seperti dikutip pada biografi penghargaan nobel bahwa beliau adalah tokoh sentral dalam revolusi hijau kelahiran 25 Maret 1914 di Cresco, Iowa (Negara bagian Amerika Serikat yang terletak di barat). Pekerjaannya adalah seorang ilmuwan Meksiko yang berfokus pada penelitian gandum dan bekerja sama dengan ilmuwan lain di dunia untuk daerah India dan Pakistan dalam adaptasi gandum baru ke lahan baru agar produksinya meningkat.
Sekilas tentang rekam jejak latar belakang pendidikannya tercatat sebagai lulusan sarjana kehutanan Universitas Minnesota dan bekerja di US Forestry Service di Idaho dan kembali lagi mempelajari patologi tumbuhan dan menyelesaikan gelar magister dan doktoralnya di universitas yang sama. Hingga akhirnya bekerja sebagai ahli mikrobiologi yang fokus kepakarannya : bakterisida, fungisida, dan pengawet industri dan pertanian.
Beliau pun menjadi ahli genetika dan patologi tanaman yang ahli mengatur dan pengarahkan program penelitian produksi gandum di koperasi Meksiko dan bekerja sama dengan Yayasan Rockefeller dimana misi utama penelitiannya adalah di bidang genetika, pemuliaan tanaman, patologi tanaman, entomologi (serangga), agronomi (lmu dan teknologi dalam memproduksi dan memanfaatkan tumbuhan untuk bahan pangan, bahan bakar, serat, dan aplikasi lingkungan seperti reklamasi), ilmu tanah, dan teknologi serealia (biji-bijian yang memiliki kandungan karbohidrat dan pati).
Selama 2o tahun, beliau menemukan gandum hasil panen dengan durasi cepat dan tahan penyakit dan inilah kontribusinya dalam mengintervensi gandum yang dikategorikan sebagai serealbaru ke produksi yang ditujukan untuk memberikan makan bagi orang-orang kelaparan di dunia karena beliau menyadari akan ledakan populasi dimana ketersediaan pangan tidak mencukupi sehingga kelaparan sering menjadi konflik antar manusia. Akhirnya gandum revolusioner baru ini bisa dipanen di Meksiko, India, dan Pakistan dan momen inilah Penghargaan nobel diberikan. Bahkan tidak hanya ketiga negara tersebut, gandum pun menyebar ke negara Amerika Latin,Timur, Tengah bahkan beberapa ke Afrika.
Pusat peningkatan Jagung dan Gandum Internasional didirikan di Meksiko atas bantuan Yayasan Rockefeller dan Ford agar meneliti gandum dan Bourlaglah sebagai dewan pengawas dan direktur program perbaikan gandum Internasionalnya. Sebagai ilmuwan beliaulah ilmuwan muda yang membuat metode penelitian dan produksi gandum di Meksiko dan sering melakukan eksperimen biji-bijian dan mengamati kualitas nutrisinya.